WahanaNews.co, Jakarta - Menurut analisis dalam laporan berjudul "2024 Global Economics Outlook: The Last Mile" oleh Morgan Stanley, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan untuk terus menurun dari 2023 hingga 2025.
Sementara ekonomi dunia diharapkan hanya tumbuh sebesar 3% pada 2023, mengalami penurunan menjadi 2,8% pada 2024, dan sedikit pulih pada 2025 dengan pertumbuhan 2,9%.
Baca Juga:
Kondusif di Tahun Politik, Pimpinan Media Nasional Apresiasi Kinerja Pj Gubernur Sulsel
Namun, dalam konteks Indonesia, Morgan Stanley memberikan prediksi yang berbeda. Mereka memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat dalam tiga tahun mendatang, memberikan sentuhan optimisme terhadap kondisi ekonomi negara ini di masa depan.
"Perkiraan itu didasari atas skenario penurunan ekonomi global akibat siklus deflasi utang yang berlarut-larut di Tiongkok, yang kemudian berdampak pada negara-negara lain," dikutip dari dokumen tersebut, Jumat (17/11/2023).
Morgan Stanley juga memperkirakan, pelemahan ekonomi global akan turut diiringi perbedaan arah laju pertumbuhan antar negara. Bagi negara-negara ekonomi maju, mereka perkirakan perekonomiannya mayoritas akan melemah, sedangkan negara ekonomi berkembang beragam.
Baca Juga:
Tahun Politik, Ekonom Wanti-wanti Investasi Asing Turun
Amerika Serikat, berdasarkan proyeksi Morgan Stanley, ekonominya hanya akan tumbuh 2,4% pada 2023, 1,9% pada 2024, dan 1,4% pada 2025. Jepang dari 2% pada 2023, mengarah ke 1% pada 2024, dan menjadi 1,1% pada 2025. Zona Eropa bahkan hanya tumbuh 0,4% pada 2023, kontraksi 0,1% pada 2024, dan tumbuh 1% pada 2025.
"Zona Eropa mencerminkan dampak lanjutan dari guncangan pasokan energi, terutama di Jerman, dan dampak lambat dari kebijakan moneter ketat," menurut Morgan Stanley.
Sementara itu, untuk negara ekonomi berkembang atau emerging market, seperti China diperkirakan akan mengalami pertumbuhan merosot 2023-2025, yakni 5,1%, 4,2%, dan 4%. India juga sama, dari 6,6%, melambat ke 6,4%, baru kembali naik 6,5% pada 2025.