WahanaNews.co |
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, meresmikan proyek
pengembangan Lapangan Merakes di Wilayah Kerja East Sepinggan, Selasa (8/6/2021).
Proyek gas ini mulai on-stream sejak
bulan April 2021.
Baca Juga:
Peran Strategis Luhut Mewujudkan Impian Pembangkit Listrik Nuklir di RI
Nantinya, Lapangan Merakes diproyeksikan akan
mengalirkan produksi gas sebanyak 368 juta standar kaki kubik per hari
(MMSCFD), pada saat puncak produksi.
Proyek dibangun dengan investasi senilai USD
1,3 Miliar, setara Rp 18,53 triliun (kurs dolar Rp 14.258).
Inaugurasi peresmian proyek dilaksanakan di floating
production unit (FPU) Jangkrik, Kalimantan Timur, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga:
Kementerian ESDM: Realisasi Infrastruktur Kendaraan Listrik 261% dari Target pada 2023
Pengembangan Merakes dilaksanakan oleh KKKS
Eni East Sepinggan, yang merupakan proyek pengembangan lapangan gas laut dalam
di lepas pantai Kutai Basin dengan kedalaman air kurang lebih 1500 meter.
Proyek ini akan memegang rekor tie-back
bawah laut terpanjang dari fasilitas induknya (> 40 km).
Saat meresmikan proyek tersebut, Menteri ESDM
Arifin Tasrif menyampaikan pujian atas keberhasilan ENI merampungkan lapangan
gas Merakes.
Keberadaan lapangan ini dia harapkan mampu
menggenjot produksi gas dalam negeri.
"Pengembangan Lapangan Merakes ini mendukung
peningkatan produksi, sehingga dapat mendukung pemenuhan gas dalam negeri,"
kata Arifin, dalam acara peresmian yang disiarkan virtual di Kantor SKK Migas,
Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Produksi Lapangan Merakes akan berkontribusi
sebagai perpanjangan umur operasi kilang LNG Bontang.
Gas dari Lapangan Merakes dan Jangkrik juga
disalurkan melalui pipa gas untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 117 MMSCFD
pada tahun 2022 hingga 2025.
Menteri ESDM itu mengatakan, gas bumi
merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan ketahanan energi di Tanah Air.
Saat ini, porsi gas bumi dalam bauran energi
nasional sekitar 19 persen dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, ditargetkan meningkat menjadi 22
persen pada tahun 2025.
"Sekali lagi saya mengucapkan selamat kepada
SKK Migas dan ENI Indonesia beserta PHE dan Neptute Energy atas keberhasilan
produksi gas di Lapangan Merakes ini," ujar Arifin.
Dalam acara yang sama, Kepala SKK Migas, Dwi
Soetjipto, mengatakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sempat
mengakibatkan pembangunan proyek Merakes terhenti, sehingga mengalami
kemunduran.
Namun, apresiasi tinggi diberikan kepada ENI
yang telah dapat mengawal 8,6 juta jam kerja tanpa adanya fatality.
"Kami sebagai insan hulu migas layak
berbangga, karena yang telah kita lalui itu bukanlah pekerjaan mudah," kata
Dwi.
Ia mengakui, dampak pandemi lebih dalam dari
perkiraan awal di sektor hulu migas.
Kendati demikian, membaiknya harga minyak
dunia yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan pada minggu ini sempat berada di
kisaran USD 70 per barrel, diharapkan menjadi angin segar bagi keberlangsungan
upaya meningkatkan investasi hulu migas.
"Tentu saja, tantangan akan selalu ada, oleh
karena itu mari bergandeng tangan agar dapat melalui masa sulit ini
bersama-sama demi tercapainya visi bersama Indonesia di tahun 2030, yaitu
produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD," pungkas Dwi. [dhn]