WahanaNews.co | Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendorong agar potensi besar yang dimiliki Indonesia mulai dari kekayaan sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) yang diwarnai bonus demografi, hingga pasar yang besar digunakan dalam membangun strategi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
“Inilah kekuatan yang sering tidak kita sadari dan harus saya ingatkan terus, termasuk posisi kita di jalur perdagangan dunia. Kekuatan inilah yang harus kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar, bisnis negara, strategi besar ekonomi negara, agar kita bisa mencapai visi yang kita inginkan,” ujar Presiden saat memberikan pidato kunci pada Kompas100 CEO Forum Tahun 2022, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (02/12/2022) pagi.
Baca Juga:
Harga CPO Kompetitif, Pemerintah Pertimbangkan Revisi Pungutan Ekspor Demi Lindungi Petani
Presiden mengungkapkan, berdasarkan pantauan yang ia lakukan, terdapat sejumlah negara yang bergantung pada komoditas dari Indonesia.
“Sebetulnya ini sudah beberapa kali saya cek, siapa sih yang tergantung kepada kita, ternyata banyak sekali. Begitu batu bara kita setop dua minggu saja, yang telepon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden. Oh ini tergantung, tergantung, tergantung, tergantung, tergantung, kok banyak sekali? Saya kaget juga,” kata Presiden.
Hal serupa juga terjadi saat Indonesia menghentikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya beberapa waktu lalu. Presiden menyampaikan, penghentian tersebut karena pemerintah mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Baca Juga:
DJP Kalbar Fokus Maksimalkan Penerimaan Pajak Sektor Perkebunan untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
“Begitu juga minyak, CPO, begitu kita setop karena saya harus setop, banyak pertanyaan dari luar, dari IMF, dari Bank Dunia, ‘kenapa setop? Ya karena dalam negerinya hilang barangnya, saya harus utamakan rakyat saya dulu,’ saya sampaikan,” kata Presiden.
Di hadapan para CEO, Presiden pun mendorong agar Indonesia menghasilkan produk-produk yang menciptakan ketergantungan dari negara lain, salah satunya adalah baterai untuk kendaraan listrik.
“Kita tetap membuka ekonomi kita, keterbukaan ekonomi. Tetapi sekali lagi, harus kita bisa mendesain negara lain tergantung pada kita, harus. Jangan sampai kita ini hanya menjadi cabang,” ujarnya. [tum]