WahanaNews.co | Usai gempa magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, petugas masih melakukan pendataan kerusakan rumah warga. Sabtu (1/10/2022)
"Untuk rumah warga yang rusak itu masih dilakukan pendataan," kata Kabid Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Taput, Sihol Dame Perjuangan Situmeang.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Menurut Sihol Dame dari data sementara sebagian rumah warga mengalami retak retak. Selain itu satu unit rumah ibadah mengalami kerusakan.
"Ada rumah ibadah, rumah warga juga ada tetapi roboh total enggak, hanya retak apa, paling roboh roboh sebagian. Kalau rumah ibadah (gereja) yang rusak ada di Parmonangan," ucapnya.
Dia menambahkan saat ini petugas telah memasang tenda di sekitar RSUD Tarutung untuk menampung korban yang mengalami luka-luka. Selain itu, pasien yang berada di RSUD Tarutung sebagian juga dipindahkan ke tenda.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
"Untuk saat ini kami pasang tenda di RSUD Tarutung. Karena pasien dikeluarkan dari rumah sakit dan dibawa ke tenda. Ini kami masang tenda. Untuk getaran gempa sampai saat ini masih terasa," ucapnya.
Diketahui, Gempa magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara Sabtu (1/10/2022) pada pukul 02.28.41 WIB. Hasil analisis Balai Metrologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,8.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km," kata Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen renun. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di Tarutung dengan skala intensitas VI MMI ( Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), wilayah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI ( Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun ).
"Kemudian wilayah Singkil dengan skala intensitas IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)," paparnya. [rsy]