WahanaNews.co | Sekolah Strada Cengkareng, Jakarta Barat menggelar kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dengan tema ‘Menghargai Pangan Lokal, Memartabatkan Petani dan Nelayan di halaman sekolah pada Jumat (25/10/2024).
Acara ini melibatkan seluruh siswa SD-SMP, guru, karyawan hingga orangtua yang menyajikan aneka makanan tradisional olahan.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Sebelum acara dimulai, ada ibadat. Lalu dilanjut dengan perlombaan makanan tradisional olahan sambil diselang-selingi penampilan tor-tor murid, dan tor-tor orangtua, serta penampilan band dan modern dance.
Untuk perlombaan makanan, setiap kelas menghadirkan makanan tradisional olahan dengan kekhasan sendiri.
SD Kelas 2C misalnya menyajikan kue luvis, es selendang mayang, es lemon tea, es kelapa, dan aneka makanan tadisional olahan dari singkong.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
SMP Kelas 8C membawa olahan es cendol, puding kacang hijau ditaburi susu cair, tusuk sate pisang keju coklat seres, dan ada ketan hitam, nasi kucing beraroma nasi liwet.
Seluruh makanan setiap kelas disajikan di meja-meja yang telah disusun di halaman sekolah Strada.
Selama acara berlangsung, siswa bisa menikmati makanan yang mereka pilih.
Para siswa nampak gembira saat mencicipi makanan tradisional yang mungkin belum pernah mereka coba sebelumnya.
Menurut Rizal U Sinurat, mewakili orangtua murid, tujuan peringatan HPS ini untuk mengingatkan kepada kita terutama para siswa agar lebih menghargai petani dan nelayan yang telah bekerja keras bahkan penuh pengorbanan untuk menghadirkan makanan yang kita makan bersama selama ini.
Rizal U Sinurat (kanan) bersama orangtua siswa kelas 5B menyajikan makanan tradisional olahan. (Foto: WahanaNews/Tio)
“Tujuan HPS ini untuk mengingatkan kita terutama para siswa untuk lebih menghargai petani dan nelayan yang selama ini telah bekerja keras untuk menghadirkan makanan yang kita makan bersama keluarga,” kata orangtua Nathania Nauli O. Sinurat, Kelas 5B itu kepada WahanaNews.co, Jumat (25/10/2024).
Selain lebih menghargai pangan, Rizal juga mengajak para siswa untuk tidak membuang makanan, justru harus lebih banyak berbagi kepada saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan.
Pada kesempatan itu, Rizal mengajak agar HPS ini menjadi momentum untuk kita semua terutama para siswa untuk lebih terlibat aktif dalam membantu sesama yang membutuhkan sehingga tidak ada lagi sesama kita yang menderita karena kelaparan.
“Mari kita jadikan HPS ini jadi momentum untuk lebih aktif membantu sesama kita yang membutuhkan, sehingga tidak ada lagi sesama kita yang menderita karena kelaparan,” ujarnya.
Rizal juga menambahkan bahwa sesuai pesan Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo kepada umat katolik agar memiliki semangat belarasa untuk para petani dan nelayan karena jika tidak ada mereka, maka kita semua tidak akan mendapatkan makanan seperti yang ada selama ini.
Sajian makanan tradisional olahan yang disajikan orangtua, siswa, dan guru kelas 8C. (Foto: WahanaNews/Tio)
Sementara Oey Meiliannie, mewakili orangtua dari Christian Kelas 8C mengatakan bahwa acara semacam ini tak hanya mengenalkan kembali makanan-makanan tradisional kepada siswa, tapi juga untuk menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan pangan yang kita miliki.
"Juga berlatih untuk berbagi serta meningkatkan kecintaan mereka terhadap kekayaan kuliner Indonesia. Melalui kegiatan ini, kita juga mengajarkan kepada siswa pentingnya menjaga warisan budaya," kata Oey yang juga ketua komite kelas 8C itu.
Ernesto Emanuel Sitio, siswa kelas 8C mengatakan senang sekali sekolahnya bisa mengadakan acara HPS ini.
"Selain seru, saya jadi tahu banyak makanan tradisional yang enak dan sehat. Semoga kegiatan ini bisa diadakan lagi tahun depan," kata Ernesto.
Sajian makanan tradisional olahan oleh orangtua, siswa, dan guru kelas 2C. (Foto: WahanaNews/Tio)
Sahat Agustinus Siahaan, Wali Kelas 8 juga mengungkapkan 6 harapannya akan gelaran HPS ini bagi siswa-siswi-nya.
Pertama, peningkatan kesadaran tentang gizi dan kesehatan. Anak-anak diharapkan lebih memahami pentingnya makanan sehat dan bergizi, serta manfaatnya bagi pertumbuhan dan kesehatan mereka.
Kedua, penghargaan terhadap pangan lokal. Anak-anak diharapkan lebih mengenal dan menghargai jenis-jenis pangan lokal, sehingga mereka memahami keberagaman pangan di Indonesia dan manfaatnya.
Ketiga, pembentukan kebiasaan konsumsi yang sehat dan berkelanjutan. Harapannya, anak-anak mulai memiliki kebiasaan baik dalam mengonsumsi makanan dengan porsi seimbang dan menghindari pemborosan makanan.
Para pemenang lomba makanan tradisional olahan tingkat SMP. (Foto: WahanaNews/Tio)
Keempat, kesadaran terhadap keberlanjutan pangan. Diharapkan anak-anak lebih memahami pentingnya menjaga sumber daya alam, seperti air dan tanah, yang dibutuhkan untuk produksi pangan.
Kelima, peningkatan rasa simpati terhadap mereka yang kurang beruntung. Anak-anak diajarkan untuk lebih bersyukur dan berbagi dengan orang-orang yang kekurangan, sehingga menumbuhkan empati dan keinginan untuk membantu sesama.
Keenam, pendidikan tentang ketahanan pangan. Anak-anak dapat memahami konsep ketahanan pangan dan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di masa depan.
“Saya berharap dengan 6 harapan ini, anak-anak bisa tumbuh dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya pangan dan bagaimana mereka bisa turut berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih sehat dan berkelanjutan dalam masa yang akan datang,” pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]