WahanaNews.co | selama sepekan terakhir Kalimantan dikepung banjir, Masyarakat maupun pemerintah daerah diminta waspada untuk kedepannya.
Hal tersebut di ungkapkan langsung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (12/9/2022).
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan hanya Provinsi Kalimantan Utara yang tidak melaporkan kejadian bencana signifikan dalam satu pekan terakhir.
"Tapi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan itu semua terkena banjir," ujarnya.
Abdul menjelaskan dari gambaran akumulasi curah hujan diketahui bahwa curah hujan di Kalimantan dalam sepekan terakhir cukup tinggi, yakni di atas 35 mm per hari.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
Ia mengatakan apabila curah hujan mencapai di atas 35 mm atau bahkan hingga 100 mm per hari dan kondisi lingkungan tidak terlalu baik, maka dipastikan daerah tersebut akan dilanda banjir.
"Kita lihat Kalimantan sangat intens sekali curah hujan dengan intensitas lebih dari 35 mm. Ini kemudian yang membawa signifikansi yang cukup besar dalam pengaruhi kejadian banjir di Kalimantan," tuturnya.
Di sisi lain, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 24 provinsi masih akan dilanda cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan curah hujan, fenomena hujan sedang hingga lebat dan dapat disertai petir serta angin kencang hingga Jumat (16/9/2022). Dari 24 provinsi itu, terdapat Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
"Memang kita harus waspada banjir, waspada kepungan banjir. Sebagaimana disampaikan BMKG, musim hujan kita datang lebih awal, dan mungkin dengan intensitas yang sifatnya di awal musim bukan hujan seperti biasa, tapi cukup tinggi," ujar Abdul.
Menurutnya, sejak 5-11 September BNPB mencatat 38 kejadian bencana di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, setengahnya atau 19 merupakan bencana banjir. Sisanya, cuaca ekstrem, angin puting beliung sembilan kali, karhutla, tanah longsor dan gempa satu kali.
"Ini sebenarnya turun dari minggu sebelumnya 46 kali, tapi mungkin dari sisi dampak nanti kita lihat cukup signifikan," pungkasnya. [rsy]