WahanaNews.co | Mantan Menteri Pariwisata Kabinet Indonesia Kerja, Arief Yahya, mengaku sepakat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam membenahi bangsa ini dengan tidak lelet.
Menurutnya, Indonesia harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi termasuk dalam dunia pariwisata.
Baca Juga:
Okupansi Hotel Menurun, PHRI Kota Cirebon Minta Pemda Serius Kembangkan Sektor Wisata
"Kalau mau membenahi bangsa ini, saya setuju dengan Pak Jokowi, jangan lelet. Harusnya dibuat peraturan undang-undangnya disederhanakan. Sederhanakan semua peraturan, pakai digital, transparan," kata Arief saat diskusi dalam acara Indonesia Maritime Club (IMC) Myshipgo pada Sabtu (25/9/2021).
Arief mengatakan, ada sebuah ungkapan yang benar dalam persaingan itu bukan yang besar makan yang kecil, tapi yang terlambat.
Ternyata, ungkapan ini benar dalam semua bidang baik bisnis maupun industri negara.
Baca Juga:
Tanjung Lesung Tawarkan Pesona Pantai BBC dengan Spot Selfie Instagrammable Indah
Maka itu, sekarang pertumbuhan itu menunjukkan percepatan.
"Indonesia kalah dari Malaysia, jumlah wisman jauh, 10 juta. Malaysia katakanlah 30 juta, Singapura katakan 20 juta. Kalah dari negara kecil terbukti itu. Bukan yang besar makan yang kecil, tapi yang besar lelet pasti kalah," jelasnya.
Dia menekankan dalam bisnis, tak ada strategi yang mengajarkan prinsip untuk lambat-lambatan.