WahanaNews.co | Sebagai
komandan PPKM Darurat yang kini diperpanjang hingga 25 Juli, Luhut Binsar
Pandjaitan memikul tanggung jawab besar. Luhut sempat meminta maaf karena pelaksanaan
PPKM belum optimal.
Baca Juga:
Jokowi Sampaikan Ucapan Idulfitri 1444 Hijriah
Namun, Luhut mengaku sedih kalau orang terlalu
menggampangkan persoalan penanganan pandemi COVID-19, sehingga seenaknya
mengkritik.
"Sekarang ini jadi kalau saya lihat orang terlalu
menggampangkan mengkritik, itu saya sedih saja. Kamu enggak tahu betapa
sulitnya mengatasi keadaan ini," ucap Luhut dalam wawancara di Kompas TV,
Selasa (20/7).
Luhut mencontohkan soal protokol kesehatan yang masih ada
orang menganggap seolah sudah pakai masker sudah merasa aman, padahal Varian
Delta mudah menular.
Baca Juga:
Industri Retail Antisipasi Perubahan Konsumen di Masa Pascapandemi
"Mungkin masyarakat kita ini sangat sederhana
berpikiran "ah sudah pakai masker gitu". Padahal ya gimana transmisi daripada
Covid Delta ini luar biasa. Ya itu saja kesedihan saya," tuturnya.
Luhut bercerita dia bekerja dengan tim yang di dalamnya ada
anak-anak muda dari UI, UGM, ITB dan lainnya. Kemudian Luhut berdiskusi banyak
dengan pakar epidemiolog untuk meminta masukan terkait penanganan COVID-19.
"Kemudian lihat jeritan pedagang kaki lima, PKL. Dengar
"ayah saya kan sopir bus, jadi saya bukan anak orang kaya, bapak saya tu sopir.
Jadi saya merasakan itu semua," bebernya.
Luhut mengkritik siapa saja yang justru mempolitisasi isu
COVID-19. Padahal, kata Luhut, ini masalah kemanusiaan.
"It"s from the bottom of my heart, ini humanity,
kemanusiaan. Enggak boleh main-main. Kalau mau berpolitik nanti saja silakan.
Saya enggak mau main politik," tegasnya. [dhn]