WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan terkait potensi terbentuknya siklon tropis di wilayah timur Indonesia.
Bibit siklon tropis 96S masih terpantau aktif hingga Sabtu dini hari (12/4/2025), berada di Laut Timor, tepatnya di sebelah timur Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan koordinat 10,4° LS dan 128,3° BT.
Baca Juga:
Waspada! Bibit Siklon Tropis 96S Berpotensi Menguat, BMKG Rilis Peringatan Dini
Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG, Miming Saepudin, bibit siklon ini menunjukkan penguatan.
"Kecepatan angin maksimumnya mencapai 35 knot atau sekitar 65 km per jam, dengan tekanan minimum 1004 hPa," ungkap Miming dalam keterangannya pada wartawan, dikutip Sabtu (12/4/2025).
Citra satelit Enhanced Infrared (EIR) menunjukkan bahwa dalam enam jam terakhir terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas konvektif.
Baca Juga:
147 Gempa Guncang Bali Sepanjang Maret, Mayoritas Berkekuatan Ringan
"Area awan tebal (dense overcast) terus meluas terutama ke arah selatan dan barat sistem. Pertumbuhan konveksi dalam pun makin meluas," jelas Miming.
BMKG juga mencatat adanya peningkatan intensitas berdasarkan analisis teknik Dvorak dalam 12 jam terakhir, dengan sirkulasi siklonik tetap konsisten dari lapisan permukaan hingga menengah (10 m–500 hPa).
Namun demikian, Miming mencatat adanya perbedaan posisi sirkulasi antara lapisan atas dan bawah.
"Pusat sirkulasi di lapisan 700 dan 500 hPa agak bergeser ke barat-barat daya dibanding lapisan bawah, dan polanya masih lemah karena cenderung melebar," tambahnya.
Kondisi ini disebabkan oleh vertical wind shear yang cukup kuat di sekitar sistem.
"Outflow channel di lapisan atas terlihat jelas dari pola awan spiral yang mengarah ke barat daya hingga selatan," ujar Miming.
Lebih lanjut, BMKG memperkirakan bahwa dalam 24 jam ke depan, bibit siklon tropis 96S akan mengalami penguatan lebih lanjut.
"Pergerakannya menuju barat daya, mendekati Laut Timor dan wilayah tenggara Pulau Timor, dengan kecepatan angin yang hampir menyelimuti seluruh kuadran dari pusat sirkulasinya," kata Miming.
Dalam rentang waktu 48–72 jam ke depan, intensitasnya diprediksi meningkat signifikan, dengan angin maksimum di atas 40 knot. Sistem ini bergerak menuju perairan selatan Pulau Rote (NTT) dan mendekati wilayah utara Australia.
"Dalam 72 jam ke depan, sistem ini akan masuk wilayah tanggung jawab TCWC Australia, namun posisinya masih dekat dengan batas area pengamatan TCWC Jakarta," tutup Miming.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]