Yusuf
berpendapat, pengeluaran utama keluarga miskin nonperokok secara umum lebih
rendah dari keluarga miskin perokok.
Namun,
dengan tidak adanya beban pengeluaran rokok, keluarga miskin nonperokok dapat
memfokuskan belanja keluarga pada kebutuhan utama.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
Proporsi
pengeluaran keluarga miskin nonperokok untuk pangan, sewa rumah dan pendidikan
anak secara konsisten lebih tinggi dari keluarga miskin perokok, baik sebelum
maupun saat pandemi.
Dari
komparasi pengeluaran keluarga miskin perokok dan nonperokok ini juga terlihat
bahwa untuk bisa merokok dibutuhkan daya beli yang cukup memadai.
Namun
demikian, terdapat kasus keluarga miskin perokok tidak memiliki pengeluaran
rokok sama sekali, di mana konsumsi rokok sepenuhnya bergantung pada pemberian
orang lain.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
"Menjadi
terlalu miskin akan menghalangi seseorang untuk menjadi perokok. Dengan adanya
pengeluaran rokok yang signifikan, pengeluaran keluarga miskin perokok lebih
tinggi hingga 20 persen dari pengeluaran keluarga miskin nonperokok, baik
sebelum maupun di saat pandemi," sebut Yusuf. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.