WahanaNews.co | Skala Survei Indonesia (SSI) memprediksi 3 partai politik (parpol) yang saat ini di parlemen terancam tidak lolos pada Pemilu 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim mengatakan ketiga Parpol yang diprediksi gagal masuk ke parlemen itu merupakan PPP, PKB, dan PAN.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
Hasil tersebut terekam dalam survei Pemilihan Presiden 2024 yang diselenggarakan selama periode 6-12 November 2022 yang dilakukan terhadap 1.200 orang responden dari 34 provinsi.
Abdul mengatakan dari hasil survei yang telah dilakukan, Partai Gerindra diprediksi meraih suara paling banyak dengan torehan 19 persen. Disusul oleh PDIP dengan 18,3 persen dan Golkar 8,9 persen.
Sementara tiga posisi berikutnya ditempati oleh Koalisi Perubahan, yakni Demokrat 6,3 persen, PKS 5,8 persen, dan NasDem 5,1 persen.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
"Selanjutnya PPP 2,3 persen, PKB 1,9 persen, dan PAN 1,7 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (18/11).
Sedangkan sisanya ditempati oleh Perindo dengan 1,2 persen suara, Garuda 0,2 persen. Sementara untuk PBB, Hanura dan PSI diprediksi hanya mampu meraup 0,1 persen suara.
Jika dibandingkan dengan hasil Pileg 2019 kemarin, Abdul mengatakan Gerindra menjadi partai yang paling banyak mendapatkan tambahan suara sebanyak 6,4 persen.
Sementara sisa parpol lainnya justru mengalami penurunan suara dibanding Pileg 2019.
"Pengurangan suara terbanyak dialami oleh PKB yang mencapi 7,8 persen, yakni dari 9,7 persen suara pada pemilu 2019 turun menjadi 1,9 persen," jelasnya.
Selanjutnya PAN mengalami penurunan suara sebanyak 5,1 persen, Nasdem menurun 3,9 persen, Golkar 3,4 persen, PKS 2,4 persen, dan PPP 2,2 persen.
Sementara sisanya yakni Demokrat tercatat hanya mengalami penurunan sebesar 1,5 persen dan PDIP hanya sebanyak 1 persen.
Kendati demikian, Abdul menjelaskan dalam survei yang sama tingkat pemilih yang belum menentukan dukungan terhadap partai politik masih mencapai 29 persen.
"Komposisi perolehan suara parpol sangat mungkin berubah jika suara yang belum memutuskan ini sudah memiliki pilihan," tuturnya.
Untuk diketahui, survei dilakukan terhadap 1.200 orang responden dari 34 provinsi secara tatap muka. Survei dilaksanakan sepanjang 6-12 November 2022.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan menggunakan metode multistage random sampling. Nirpencuplikan penelitian ± 1,83 persen pada kondisi penarikan sampel acak sederhana. [rgo]