WahanaNews.co | Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam memberikan pandangannya soal kans calon presiden (capres) yang diusung PDI Perjuangan (PDIP).
Umam menilai Ketua DPP PDIP Puan Maharani harus maju sebagai capres dari PDIP di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Umam mengatakan PDIP menjadi satu-satunya partai yang bisa mencalonkan capres tanpa harus bekerja sama atau berkoalisi dengan parpol lain.
Keputusan soal pengusungan capres PDIP hanya ada di tangan Ketum Megawati Soekarno Putri.
Menurutnya, tak ada figur lain yang lebih dipercaya Megawati ketimbang putrinya sendiri.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
"PDIP punya kemampuan untuk mencalonkan capres-cawapres sendiri di Pilpres 2024 mendatang. Kemampuan dan keputusan mencalonkan itu terletak di tangan Ketum PDIP Megawati. Sedangkan, orang yang paling dipercaya oleh Megawati saat ini adalah Puan Maharani itu sendiri," kata Umam dalam acara Lingkar Diskusi Indonesia secara virtual, Rabu (3/8/2022).
"Sebab, sebagai politisi, Puan tidak mungkin mengkhianati ibu kandungnya sendiri," imbuhnya.
Umam tak menampik soal adanya dorongan di internal PDIP agar tak mencalonkan Puan.
Ihwalnya, sejauh ini nama Puan masih berada di posisi buncit pada sejumlah hasil survei.
"Memang, saat ini ada sebagian internal PDIP yang mencoba merayu dan merasionalkan pikiran Bu Megawati Soekarnoputri beserta para pendukungnya untuk tidak mencapreskan Puan, karena takut kalah. Pandangan itu didasarkan pada asumsi-asumsi dasar yang diperoleh dari hasil-hasil survei, meskipun angka elektabilitas masing-masing figur tidak ada yang bisa mendominasi," ujar dia.
Namun, apabila PDIP tak mencalonkan Puan, dia meragukan kepatuhan tokoh tersebut kepada sang ketum dan para pendukung Soekarno.
Dia menilai bisa saja tokoh yang didukung itu akan meninggalkan PDIP dan dikendalikan oleh pihak-pihak di lingkaran Istana.
Dengan kata lain, lanjut dia, tak tertutup kemungkinan adanya figur yang bakal mengkhianati Megawati.
"Tapi, logika itu tak ubahnya pikiran semu. Sebab, jika PDIP mencalonkan tokoh lain selain Puan dan kemudian calon itu menang, maka belum tentu capres-cawapres terpilih itu akan tunduk dan patuh kepada Megawati bersama para pendukung Soekarnoisme lainnya. Bisa saja, tokoh yang didukung itu akan meninggalkan PDIP dan lebih nyaman bermain-main dan dikendalikan oleh pihak-pihak di lingkaran istananya setelah terpilih nanti," kata dia.
"Artinya, seandainya capres PDIP yang bukan Puan menang, kemungkinan ia berkhianat kepada Bu Mega sangat tinggi. Belajar dari pengalaman tersebut, apakah itu yang diartikan sebagai 'kemenangan' oleh Bu Megawati dan PDIP? Apalagi kalau sampai tokoh non-Puan yang akan didukung PDIP itu kalah? Akan lebih tragis lagi," lanjutnya.
Berdasarkan argumen-argumen itu, Umam menyebut PDIP harus realistis dalam memilih figur yang akan diusung.
Menurut Umam, jika terjadi kemungkinan terburuk yakni capres usungan PDIP kalah, setidaknya bisa bertawar untuk ikut menjadi bagian dari pemerintahan.
"Karena itu PDIP harus realistis dengan mengajukan sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 mendatang. Apalagi Puan adalah individu yang rasional. Artinya, jika Puan maju dan menang, tentu itu yang diharapkan. Tapi kalaupun Puan kalah, ia bisa nge-deal dengan kekuatan yang ada agar PDIP tetap bisa ikut menjadi bagian dari pemerintahan," kata Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina itu. [rin]