WahanaNews.co | Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajaran kepolisian harus netral dan berdiri di atas semua golongan saat menangani atau menghadapi persoalan konflik sosial.
Menurut dia, polisi harus bisa menyelesaikan masalah atau problem solver.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
“Bagaimana rekan-rekan memposisikan berada di posisi tengah. Rekan-rekan bisa jadi mediator, menjadi problem solver yang bisa diterima kedua belah pihak. Hal itu menjadi sangat penting," kata Sigit melalui keterangannya pada Jumat (18/2/2022).
Selain itu, Sigit mengingatkan anggota kepolisian harus sesuai aturan, kewenangan dan SOP dalam menangani konflik sosial yang diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Kapolri (Perkap).
Tentu, kata Sigit, seluruh jajaran polisi harus memedomani, memperhatikan, dan mempelajari hal tersebut untuk diterapkan dalam cara bertindak ketika menangani permasalahan termasuk konflik sosial.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
"Semua aturan itu sudah ada di Perkap turunan dari UU. Tinggal kita perhatikan, pelajari dan melatihkan. Sehingga, itu menjadi suatu kebiasaan yang bisa kita laksanakan saat menghadapi kegiatan-kegiatan yang ada permasalahan," jelas dia.
Pimpinan Turun ke Lapangan
Sigit memerintahkan setiap pimpinan satuan kerja harus rajin turun ke bawah, melakukan pengecekan terhadap anggotanya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam bertindak atau menyalahgunakan wewenang saat bertugas di lapangan.
"Memang harus selalu dikontrol, disidak, dan dicek. Hal-hal yang harus diwaspadai, yang rentan pada saat kita lihat kondisi anggota tersebut tidak siap, lebih baik jangan ditugaskan. Ganti dengan yang siap,” ujarnya.
Menurut dia, segala bentuk permasalahan tidak akan terjadi apabila seluruh personel kepolisian bisa mematuhi aturan, bertindak sesuai SOP, menaati asas legalitas dan proporsional.
Tentunya, asas-asas tersebut harus dipahami.
“Sehingga, saat rekan-rekan melangkah sudah tahu ini risikonya apa, itu risikonya apa," ucapnya.
Namun demikian, Sigit mengatakan setiap personel polisi juga harus tetap berani mengambil tindakan tegas sesuai aturan yang ada, apabila memang kondisi dan situasi di lapangan sudah tidak kondusif atau chaos.
“Sebab, setiap persoalan memiliki dinamika tersendiri, sehingga pola penanganannya harus berbeda dan menyesuaikan situasi,” katanya.
Terakhir, kata dia, personel polisi juga penting mengetahui setiap akar persoalan, kearifan lokal, dan karakteristik dari setiap wilayah yang ada. Bila memiliki pemahaman tersebut, semua potensi permasalahan dapat diselesaikan dengan cara persuasif.
"Jadi kapan kita lakukan penegakan hukum, kapan maksimalkan tindakan persuasif. Saya kira ini harus terus diasah, sehingga dapat feelingnya. Kapan harus ambil langkah humanis, kapan harus ambil langkah tegas. Anda harus miliki keberanian, ketegasan, tapi terukur. Namun, rekan-rekan harus memiliki sentuhan yang humanis,” tuturnya. [gun]