WahanaNews.co| Tarif angkutan umum di Jakarta, khususnya angkutan kota (angkot) bakal naik, Kenaikan tarif angkot ini terkait kebijakan Presiden Jokowi yang menaikkan harga BBM bersubsidi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin mengatakan kenaikan tarif angkot ini dilakukan sesuai hasil rekomendasi Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang ditujukan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
"Untuk tarif reguler, pagi ini saya sudah menerima rekomendasi DTKJ yang ditujukan ke Pak Gubernur itu ada usulan kenaikan Rp1.000. Jadi, tarif atasnya Rp5.000, maka mereka usulkan agar kenaikan Rp1.000, jadi Rp6.000," ungkap Syafrin, Kamis (8/9/2022).
Menurut Syafrin, kenaikan tarif angkot ini bakal ditetapkan dalam keputusan gubernur. Ia menekankan saat ini kepgub tersebut masih dalam proses.
Sementara itu, Syafrin menegaskan bahwa untuk tarif angkot yang sudah terintegrasi Jaklingko tidak mengalami kenaikan atau tetap Rp3.500.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
"Seluruh tarif Transjakarta atau yang sudah tergabung dalam program Jaklingko tidak naik, tarifnya tetap Rp3.500," jelas dia.
Kendati demikian, Syafrin mengatakan bahwa Pemprov DKI bakal menambah biaya subsidi untuk tarif Transjakarta.
"Sedang disiapkan. Total kebutuhan subsidi BBM dampaknya terhadap operasional bus yang dikelola Transjakarta kami hitung sekitar Rp62,1 miliar. Otomatis langsung kami usulkan ke dalam besaran PSO (public service obligation)," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi menaikkan harga BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Solar. Jokowi mengatakan hal ini terkait dengan peningkatan subsidi dari APBN.
"Yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini dapat subsidi mengalami penyesuaian," katanya.
Menteri Energi Arifin Tasrif pun telah mengumumkan rincian kenaikan harga BBM. Yakni, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. [rsy]