WahanaNews.co | Menteri PPN atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan proporsi pengeluaran penelitian dan pengembangan (litbang) terhadap produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic expenditure on R&D (GERD) Indonesia baru 0,28 persen. Artinya, total dana yang dialokasikan untuk litbang masih rendah.
"Kalau anggaran memang berdasarkan GERD baru 0,28 persen," ungkap Suharso dalam Pembukaan Forum Komunikasi Riset dan Inovasi 2021, Jumat (19/11).
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Dukung Penguatan Ketahanan Pangan Nasional, Jadi Lumbung Pangan Utama
Padahal, sambung Suharso, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi masuk dalam program prioritas pemerintah. Pasalnya, ilmu dan pengetahuan akan mempengaruhi rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah menargetkan peningkatan hasil penelitian untuk kajian," imbuh Suharso.
Ia menganggap butuh kolaborasi sumber dana untuk mengembangkan litbang di dalam negeri. Dengan kata lain, dananya tak hanya berasal dari APBN atau APBD.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
"Bisa dari APBN, APBD. Pengambilan kebijakan harus bisa pahami dengan baik bahwa tersedia sumber anggaran yang bisa digunakan untuk dorong riset yang berkaitan dengan kebutuhan lembaga-lembaga," jelas Suharso.
Dalam paparan yang disajikan oleh Suharso, terdapat realokasi anggaran litbang di kementerian/lembaga (k/l) sebesar Rp10,51 triliun. Rinciannya, realokasi dari biaya operasional Rp5,04 triliun dan non operasional Rp5,46 triliun.
"Ini sangat penting dan mudah-mudahan anggaran yang bisa kami pilih ini Bappenas hitung kalau bisa sampai dengan Rp26 triliun," pungkas Suharso. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.