Ia menegaskan meski dalam posisi siaga kontigensi angkutan Natal dan tahun baru serta bencana, TNI AL memastikan pengawasan ketat terhadap potensi kegiatan ilegal di perairan strategis yang rawan dimanfaatkan pelaku kejahatan selama meningkatnya aktivitas pelayaran selama akhir tahun tetap menjadi atensi.
Selain itu prajurit TNI AL juga ditempatkan secara terbatas dan bersifat intelijen di sejumlah titik strategis sebagai mata dan telinga di lapangan, mendukung sistem deteksi dini dan respons cepat.
Baca Juga:
Dojo Jala Cakra Wisesa Resmi Dibuka di Kodamar
Kesiapsiagaan difokuskan pada wilayah dengan potensi peningkatan penumpang dan cuaca ekstrem, seperti Sumatera Utara, Nias, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Papua, dan Makassar, melalui sinergi lintas sektor.
Yayan menambahkan upaya preventif juga dilakukan melalui pengecekan kelaiklautan kapal, persyaratan administrasi, muatan, serta pengamanan pelabuhan guna memastikan masyarakat dapat berlayar dengan aman dan nyaman selama angkutan Natal dan tahun baru.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Muhammad Masyhud menegaskan, pentingnya sinergi lintas kementerian/lembaga dalam menyukseskan angkutan Natal dan tahun baru termasuk peran dari TNI AL.
Baca Juga:
Eks Danpuskopaska Kini Jabat Komandan Kodaeral XI, Ini Profil Laksda TNI Monang Hatorangan Sitompul
"Kami menyadari, keterbatasan armada, SDM, dan seterusnya sehingga kolaborasi ini sangat penting dilakukan. Supaya semua yang diarahkan, yang diinstruksikan oleh Pak Presiden (Prabowo Subianto) itu bisa terwujud dengan kolaborasi, sinergis, tidak sekedar sama-sama bekerja," kata Masyhud.
Kesiapsiagaan diperkuat menghadapi peningkatan signifikan mobilitas penumpang, kepadatan kapal, serta kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG terjadi pada periode Natal dan tahun baru.
"Untuk itu kita semua di sini melakukan operasi, melakukan kerjasama dalam rangka meyakinkan kepada seluruh pengguna transportasi, paling tidak secara psikologis itu akan lebih merasa aman," kata Masyhud.