WahanaNews.co, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait dukungan pelaksanaan pembangunan pertanian, Senin (4/12/23).
Panglima Agus menyampaikan dalam kerja sama juga akan dilakukan optimalisasi lahan-lahan yang dimiliki TNI.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
"Jadi TNI punya lahan, nanti tentunya babinsa-babinsa saya akan berikan penyuluhan dulu tentang pertanian. Bagaimana cara menanam jagung, menanam padi, nanti alat perlengkapannya, pupuknya itu didukung oleh bapak menteri," tuturnya.
Lebih lanjut, Agus menyebut kerja sama ini bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Ini sesuai dengan visi misi yang disampaikan Agus saat menjalani fit and proper test di DPR.
"Sekali lagi tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, disampaikan pak menteri, ada 22 negara yang sudah mulai kelaparan kemudian, kita sudah di zona kuning. Mudah-mudahan rencana kita bisa terlaksana dengan baik dan tentunya untuk kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Amran menyampaikan kerja sama dengan TNI ini bukanlah yang pertama. Ia berharap lewat kerja sama bisa mengembalikan swasembada pangan yang pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya.
"Kita swasembada di 2017, 2019, 2020, alhamdulillah kita bisa swasembada," kata Amran kepada wartawan.
"Nah ke depan, sinergi ini kita mencoba menekan impor satu -dua tahun ke depan, kemudian tahun ketiga mudah-mudahan sudah kembali swasembada," sambungnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Amran, pihaknya membutuhkan bantuan dari Babinsa. Hal inilah yang menjadi salah satu poin dari kerja sama antara Kementan dan TNI.
Sebab, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang dimiliki Kementan hanya sekitar 40 ribu. Padahal, yang dibutuhkan hampir 80 ribu
"Nah ini salah satu yang mendasari kita sangat butuh kolaborasi, hal lain kita tahu masalah pangan adalah masalah dunia, bukan lagi masalah Indonesia tetapi masalah dunia," ucap Amran.
[Redaktur: Sandy]