WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar soal adopsi teknologi modern, tetapi merupakan strategi krusial dalam memperkuat kedaulatan nasional, mendorong transparansi pemerintahan daerah, serta menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan saat peresmian Garuda Spark Innovation Hub (GSIH) dan peluncuran hasil terbaru Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga:
Menkomdigi Tegaskan Pos dan Telekomunikasi Harus Jadi Fondasi Kedaulatan Bangsa
Dalam sambutannya, Meutya menyoroti pentingnya kolaborasi multisektor agar percepatan transformasi digital berjalan merata di seluruh Indonesia.
Menurut Meutya, optimisme anak muda Indonesia terhadap era digital sangat menjanjikan.
Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa 67 persen generasi muda optimis dengan masa depan digital Tanah Air.
Baca Juga:
Menkomdigi Sambut Kongres Persatuan PWI, Dorong Rekonsiliasi dan Profesionalisme Jurnalisme
“Anak-anak muda kita memiliki semangat dan optimisme yang kuat. Inilah modal penting untuk mendorong Indonesia sebagai kekuatan digital global,” ungkapnya.
Ia juga mengutip kajian dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menunjukkan korelasi positif antara penerapan digitalisasi di daerah dengan peningkatan pendapatan daerah.
“Ketika kepala daerah menerapkan digitalisasi, transparansi meningkat, akuntabilitas terjaga, dan pendapatan pajak daerah ikut naik. Ini bukti nyata bahwa digitalisasi membawa manfaat langsung bagi pembangunan,” ujarnya.
Pada acara tersebut, Meutya secara resmi meluncurkan IMDI 2025, yang diperoleh dari hasil survei terhadap 18.000 responden di berbagai wilayah Indonesia.
Nilainya meningkat dari 43,34 persen (2024) menjadi 44,53 persen pada 2025.
Kenaikan ini banyak didorong oleh pertumbuhan konsumsi e-commerce dan peningkatan penggunaan layanan keuangan digital.
Meski demikian, Menkomdigi mengingatkan bahwa sektor pelayanan publik dan pendidikan digital masih tertinggal dari sektor swasta yang tumbuh lebih agresif.
“Sektor swasta melaju cepat, sementara layanan publik harus segera mengejar. Karena itu pemerintah pusat dan daerah harus bergerak bersama,” katanya.
Garuda Spark: Rumah Kolaborasi Inovasi Digital
Dalam kesempatan yang sama, Meutya juga meresmikan kehadiran Garuda Spark Innovation Hub (GSIH) sebagai sarana kolaboratif untuk pengembangan literasi digital, ekosistem startup, dan talenta teknologi lokal.
Setelah sebelumnya diluncurkan di Bandung, GSIH kini hadir di Jakarta, dan rencananya akan diperluas ke Medan, Aceh, serta kota lainnya hingga akhir 2025.
“Innovation Hub ini bukan sekadar ruang seminar. Ia menjadi rumah bagi pemerintah, swasta, startup, dan investor untuk bertemu, berbagi kompetensi, dan melahirkan solusi digital,” jelas Meutya Hafid.
Program ini akan dijalankan dalam beberapa tahapan: fondasi, aktivasi, dan scaling.
Meutya menegaskan bahwa program tidak berhenti di peresmian, tetapi langsung aktif dengan pelatihan dan materi yang relevan.
Garuda Spark ditargetkan menjangkau empat juta penerima manfaat, yang terdiri dari dua juta talenta digital dan dua juta teknopreneur.
Dengan kolaborasi lintas sektor, Meutya yakin target tersebut bisa dicapai.
“Digitalisasi adalah jalan keadilan dan kemandirian ekonomi untuk Indonesia. Kita ingin memastikan bahwa manfaatnya dirasakan bukan hanya di kota besar, tetapi juga sampai ke daerah,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah berperan sebagai orkestrator, bukan satu-satunya pelaku.
“Setelah ekosistem berjalan, pemerintah akan mengambil peran orkestrasi. Sementara sektor swasta, startup, dan masyarakat akan menjadi motor utama. Dengan cara ini, digitalisasi bisa berkembang lebih cepat dan mandiri,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Meutya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan Garuda Spark sebagai ruang kolaboratif yang terbuka bagi siapa saja.
“Mulai hari ini, anggap Garuda Spark Innovation Hub sebagai rumah bersama. Mari jadikan ini titik awal bagi Indonesia melaju sebagai kekuatan digital, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga global,” pungkasnya.
Dengan bertambahnya pusat inovasi digital dan meningkatnya indeks digital masyarakat, pemerintah berharap ekosistem digital Indonesia semakin solid, menjangkau hingga ke pelosok, serta mampu bersaing di kancah global.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]