UAH juga mengingatkan bahwa hidup dan nyawa adalah hak mutlak Allah. Siapa pun yang mengambilnya secara paksa, akan berhadapan langsung dengan murka Tuhan.
“Nyawa itu bukan milik kita. Kalau kita ambil seenaknya, maka balasannya juga tidak akan ringan,” tuturnya.
Baca Juga:
Komnas Perempuan Kecam Pembunuhan Jurnalis Juwita, Kasus Tersebut Dikategorikan Femisida
Pandangan UAH tersebut ramai dibagikan di media sosial sebagai bentuk refleksi keagamaan di tengah derasnya pemberitaan mengenai pembunuhan Juwita.
Kasus ini tidak hanya mengguncang dunia pers, tapi juga menjadi sorotan tentang pentingnya perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan profesinya.
Publik kini menantikan perkembangan penyidikan dan transparansi penuh dari pihak TNI AL serta aparat penegak hukum dalam menuntaskan kasus ini.
Baca Juga:
Jumran Peragakan 33 Adegan, Kuasa Hukum Juwita: Ini Memang Pembunuhan Berencana
Namun yang pasti, suara masyarakat menuntut keadilan bagi Juwita terus menggema, baik di ruang media, ruang publik, maupun ruang batin keadilan yang tak pernah tidur.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.