Kapal induk yang dibangun di galangan kapal Newport Shipbuilding tersebut mulai dikerjakan pada awal dekade 80-an dan mulai dioperasikan oleh Angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1989.
Kapal induk yang memiliki panjang sekitar 332 meter ini ditenagai oleh 2 reaktor nuklir Westinghouse A4W. kapal induk tersebut dalam misinya seringkali beroperasi dari kawasan atlantik hingga samudera pasifik.
Baca Juga:
19 Tahun Tsunami Aceh: Cerita di Balik Viralnya Amuk Gelombang Laut
Kapal induk yang termasuk paling canggih di kelasnya ini memiliki kemampuan mengangkut sekitar 90 sayap udara yang terdiri dari beberapa jet tempur semacam F-18 Hornet atau F-35C, pesawat peringatan dini semacam E-2 Hawkeye dan beberapa jenis helikopter.
Kapal induk ini juga dilengkapi beberapa unit sistem senjata CIWS (Close-in weapon system).
Pernah Turut Serta dalam Misi Kemanusiaan di Aceh
Baca Juga:
Mengenal USS Abraham Lincoln, Kapal Induk yang Berjasa dalam Tragedi Tsunami Aceh
Kapal induk USS Abraham Lincoln juga memiliki memori tersendiri bagi Indonesia, khususnya bagi rakyat Aceh dan sekitarnya.
Pada saat tragedi Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, kapal induk ini menjadi salah satu bagian militer dari pihak luar yang turut memberikan bantuan kemanusiaan.
Dilansir dari situs smithsonianmag.com, kapal induk USS Abraham Lincoln sedang berada di sekitar perairan Hongkong dengan segera meluncur pasca beberapa jam dari terjadinya tragedi tsunami tersebut.