"Kita harus bangga dalam pencapaian vaksin Indonesia menempati peringkat ke-4 di dunia. Ini merupakan prestasi yang patut dihargai dan diacungi jempol," kata Yahya Zaini.
Meski demikian, kata dia, capaian vaksinasi yang lebih tinggi lagi harus dikejar, terutama untuk lansia karena capaiannya baru 70,17 persen untuk dosis pertama dan 45,36 persen untuk vaksin kedua serta baru sekitar 20 provinsi yang capaian vaksin lansia di atas 60 persen.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Yahya juga berharap penentuan peralihan status pandemi ke endemi harus dengan cermat dan hati-hati serta mempertimbangkan pendapat dari para pakar, khususnya pakar epidemologi.
"Jangan sampai COVID-19-nya masih naik, lalu menentukan status endemi sehingga pada akhirnya masyarakat yang rugi," kata dia.
Menurut dia peralihan status akan mengubah strategi dan kebijakan penanganan pandemi, termasuk anggarannya.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
Ia memandang perlu mengambil pelajaran dari negara-negara yang sudah menentukan status endemi dan negara-negara yang belum menentukan status endemi.
"Apa saja faktor-faktor yang menjadi penentunya? Karena setiap negara berbeda ketahanan kesehatannya," kata Yahya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo sepakat dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan bahwa perubahan pandemi ke endemi tidak perlu tergesa-gesa. Rahmad Handoyo menilai peralihan pandemi ke endemi memerlukan persiapan yang matang.