"Presiden Jokowi tidak menggunakan bahasa Mandarin saat pidato tersebut sehingga ini adalah bentuk disinformasi," demikian lanjutan keterangan dari Kominfo.
Kementerian Kominfo pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi dan/atau diselewengkan.
Baca Juga:
Ajudan Sebut Rekaman Suara Mirip Jokowi Terkait Ahmad Luthfi Dipastikan Hoaks
Masyarakat diminta selalu merujuk sumber-sumber tepercaya, seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel.
"Kementerian Kominfo juga sedang melakukan take down dan memberikan label disinformasi atas konten tersebut," demikian menurut keterangan dari Kominfo.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan menegaskan bahwa video itu merupakan hasil suntingan yang menyesatkan.
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
"Video yang beredar tersebut disertai narasi 'Jokowi berbahasa Mandarin'. Itu hasil suntingan yang menyesatkan," ujarnya, di Jakarta, Kamis (26/10/2023) dalam keterangan pers.
"Secara visual, video tersebut identik, tetapi telah disunting sedemikian rupa yang diduga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake," ungkapnya.
Saat berpidato, Presiden Joko Widodo tidak menggunakan bahasa Mandarin, namun membacakan teks berbahasa Inggris.