"Sudah buat Kanal Timur, Kanal Barat atau segala macam. Saya pernah tinggal 7 tahun di Kampung Melayu [Jakarta Timur] juga banjir begitu sama juga enggak selesai," sambungnya.
Contohnya, kata Idris, genangan genangan air di wilayah Kota Depok saja bisa berdampak ke Jakarta. Makanya, kata dia, perlu perhatian khusus dari pemerintah secara bersinergi.
Baca Juga:
Saat DKR Merayakan Hari Jadi ke-14: Dari Lomba, Santunan Yatim dan Duafa hingga Orasi Ilmiah
"Kalau Kota Depok sebenarnya enggak ada banjir, Kota Depok adanya genangan air. Nah, genangan air ini ketika tidak disiplin masalah sampah segala macam, buang sampah ke kali dan sebagainya, yang dirugikan adalah Jakarta. Sebuah permasalahan yang harus jadi perhatian kita," ucapnya.
Kota Perekonomian Internasional
Idris mengatakan apabila wilayah sekitar DKI bergabung menjadi Jakarta Raya, maka itu akan menjadi sebuah kota perekonomian internasional. Apalagi, sambungnya, setelah ibu kota negara sudah resmi dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Baca Juga:
RW 5, Duren Mekar Menuju Sertifikasi Lahan Fasos dan Fasum
"Ini harus dibenahi sehingga Jakarta jangan sampai, setelah IKN (Ibu Kota Negara) jadi, kota mati. Potensinya sudah luar biasa, kemajuannya, ekonominya. Kita bisa jadikan kota misalnya. Misal ide saya ya, kota perekonomian internasional. Nanti ditunjang oleh penunjang-penunjang di sebelahnya," kata Idris.
Idris menilai kota penyangga Jakarta memiliki banyak persamaan. Terlebih, kata dia, ada ikatan Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) wilayah Jabodetabekjur.
"Kan pembangunan pelayanan sangat terkait dengan kesejahteraan masyarakat, UMKM-nya sama, kasus anak kepemudaannya juga sama. Depok, Bekasi, Tangsel, Jakarta Raya itu sama. Dulu pernah ada ikatan namanya BKSP, Badan Kerja Sama Pembangunan, yang terakhir diketuai oleh Pak Anies," ucapnya.