WahanaNews.co | Aliran air PAM yang masuk ke rumah warga di sejumlah lokasi di kecamatan Cengkareng dan Kalideres sering mati. Kalau pun hidup, itu pun sebentar dan aliran airnya kecil.
Warga mengeluh lantaran kini sulit mendapatkan air bersih.
Baca Juga:
Pelarian Berakhir, Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Artis 'Mak Lampir' Sandy Permana
"Di Seroja sudah beberapa hari ini mati hidup. Kalau pun airnya nyala, alirannya kecil. Ampun mah PAM ini,” ungkap Rizky, warga yang sehari-harinya berjualan nasi goreng di Pasar Ganepo, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (5/8/2024).
Rizky mengaku sangat merugi lantaran terpaksa harus membeli air jerengenan untuk memasak nasi, termasuk untuk mandi sehari-hari dan mencuci pakaian.
“Setiap hari saya harus beli air jerengenen sebesar Rp 50 ribu untuk keperluan di rumah dan jualan,” ujar Rizky.
Baca Juga:
Dana CSR BI Jadi Bancakan, KPK Siap Tetapkan Tersangka dari Komisi XI DPR
Hal sama juga diungkap Boy, warga Bulak Teko, Kalideres.
Ia mengatakan aliran air PAM di rumahnya dan sekitarnya sering mati. Kalau pun hidup airnya bau dan kotor.
“Kalau malam air PAM nyala, tapi bau dan kotor. Pagi ke sore alirannya kecil,” keluh Boy.
Walmer Sijabat, warga yang tinggal di Jalan Fajar, Kecamatan Cengkareng juga mengeluhkan aliran PAM yang sudah hampir seminggu mati hidup. Bahkan, sudah 3 hari ini air PAM mati total di rumahnya.
“Saya terpaksa membeli air jeregenan setiap hari untuk keperluan di rumah Rp 30 ribu,” ungkap Walmer yang terpaksa kerja keras mendapatkan air bersih terutama untuk keperluan anak keduanya yang masih bayi.
WahanaNews.co berusaha meminta konfirmasi perihal penyebab aliran PAM yang sering mati ini kepada salah seorang petinggi PAM Jaya melalui pesan WhatsApp, namun hingga berita ini tayang tidak ada respon maupun tanggapan dari yang bersangkutan.
[Redaktur: Zahara Sitio]