Misalnya saja berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Padangsidimpuan untuk mengurus kartu keluarga baru dan akte lahir bayi Satria dan kakaknya, Elfikri.
Selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar nama Elfikri serta Satria segera diajukan ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan direkomendasikan untuk mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Baca Juga:
Mensos Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Sekolah Harus Dihukum Berat
Tim juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan untuk pembuatan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi keluarga Wilhelmi dan diprioritaskan aktif pada 2 Februari 2024.
Selama ini Wilhelmi dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan dengan biaya sewa Rp 250.000 per bulan. Tidak ada fasilitas apa-apa, sehingga mereka tidur beralaskan tikar.
Air bersih pun sulit diperoleh dan air yang digunakan sehari-hari kondisinya keruh, sehingga Wilhelmi meminta kepada tentangga yang memiliki sumur bor.
Baca Juga:
Kemensos Bangun Posko Khusus Bagi Kelompok Rentan Penyintas Lewotobi
Wilhelmi memiliki 7 orang anak. Anak pertama bekerja di Pekanbaru sebagai pegawai swalayan sejak tahun 2021.
Sementara suami Wilhelmi pergi tanpa ada kabar sejak bulan Juli 2023 sehingga ia saat ini bekerja sebagai tukang tambal ban dengan biaya sewa tempat Rp 8 juta per tahun.
Penghasilannya sangat minim karena sangat sediki konsumen yang memanfaatkan jasanya. Apalagi di tempat tambal ban yang dikelolanya tidak terdapat ban dalam cadangan serta alat untuk menambal ban tubles juga sudah rusak.