"Kebiasaan berjudi terkait keinginan manusia demi kepuasan, apakah itu soal duit atau sedikit kegembiraan, bahkan ketika tanpa uang di dalamnya," kata Profesor Robert Simmons, ahli ekonomi Universitas Lancaster, Inggris.
Ironinya, Piala Dunia adalah turnamen yang sulit sekali diprediksi. Kekalahan mengejutkan tim favorit, seperti Argentina yang ditekuk Arab Saudi dan kekalahan Jerman dari Jepang, menunjukkan betapa berisikonya mengikuti prediksi apa pun.
Baca Juga:
368 Tenaga Kesehatan Disiagakan di Arena Piala Dunia U-17
Dengan mengingat hal itu, berikut adalah cara-cara masyarakat mencari semacam pegangan - walaupun mungkin tidak akurat.
BBC tidak menyarankan apapun dari metode-metode ini.
Analisa komputer "siapa juaranya"
Baca Juga:
Buffon Kembali ke Timnas Italia Setelah Nyatakan Pensiun
Apakah algoritma dan kecerdasan buatan akurat dalam meramalkan siapa pemenang Piala Dunia?
Algoritma dan kecerdasan buatan adalah cara terbaru untuk memprediksi negara mana yang bakal mengangkat trofi Piala Dunia pada 18 Desember nanti.
Metode ini ramai diperbincangkan saat diperkenalkan oleh Alan Turing Institute, pusat riset utama ilmu data dan kecerdasan buatan, di Inggris.
Para ilmuwan di lembaga tersebut menjalankan 100.000 simulasi komputer dari 64 laga selama Piala Dunia, dengan menggunakan hasil dan statistik sebelumnya.