WahanaNews.co | FIFA, badan sepak bola dunia, secara resmi telah mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tahun ini.
FIFA sendiri tidak menjelaskan secara gamblang alasan pembatalan tersebut. Namun, pencopotan status tuan rumah diduga karena konflik seputar penolakan Israel untuk berkompetisi di Indonesia.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
Pembatalan Piala Dunia U20 2023 sendiri akan mengakibatkan kerugian finansial. Terutama terkait dengan anggaran negara yang dibayarkan untuk persiapan pertandingan.
Selain itu, Indonesia kehilangan potensi besar kedatangan turis asing baru dan kesempatan memperkenalkan Indonesia ke masyarakat dunia lebih luas.
Salah satu anggaran terbesar untuk menyambut Piala Dunia U-20 2023 adalah renovasi beberapa stadion pertandingan resmi dan tempat latihan berbagai tim nasional.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menghabiskan Rp 400 miliar untuk merenovasi stadion sesuai standar FIFA.
Itu belum termasuk dana dari APBN yang dialokasikan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. Belum lagi sejak 2019 lalu, PSSI juga mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk mempersiapkan timnas U-20 di bawah asuhan pelatih Shin Tae Yong.
"Total kebutuhan anggaran renovasi Rp 400 miliar untuk merenovasi stadion dan lapangan agar sesuai dengan regulasi FIFA," kata Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dikutip Tribunnews, Kamis (30/3/2023).