Pemenang lima kali trofi ini, yakni Brasil, berada di posisi teratas nyaris satu dari empat kali simulasi, diikuti Belgia dan pemenang dua kali turnamen ini, Argentina dan Perancis.
Terbukti, ramalan Argentina bakal memenangi laga itu kini menjadi goyah setelah mengetahui hasil akhir laga awalnya.
Baca Juga:
368 Tenaga Kesehatan Disiagakan di Arena Piala Dunia U-17
"Kami tentu saja tidak akan merekomendasikan, siapa pun yang bertaruh, pada salah satu prediksi kami," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.
"Tidak peduli seberapa bagus model Anda, sepak bola adalah permainan acak."
Memang, beberapa lembaga keuangan, termasuk Goldman Sachs, UBS dan ING salah menentukan siapa pemenang pada dua turnamen terakhir.
Baca Juga:
Buffon Kembali ke Timnas Italia Setelah Nyatakan Pensiun
Tentu saja ada pengecualian, ketika Liberium Capital yang berbasis di London, dengan ahli strategi Joachim Klement, mengembangkan algoritma yang secara tepat memprediksi Jerman sebagai pemenang Piala Dunia 2014 dan Perancis di Piala Dunia 2018.
Tapi bukankah perhitungan itu semata-mata acak? Bahkan Klement berujar faktor acak itu memainkan faktor yang lebih dominan ketimbang lainnya.
Dia mengatakan kepada situs berita keuangan Marketwatch bahwa modelnya hanya menentukan 45 persen peluang tim untuk memenangkan turnamen, dan 55 persen sisanya adalah keberuntungan belaka.