"Mereka tak bisa menghentikan kami. Orang-orang dibunuh dan saya tak akan bisa dihentikan oleh orang tak dikenal. Saya tidak takut mereka," ucapnya.
Mehrdad dan Eli, warga Iran dari Arizona, juga mengaku mendapatkan perlakuan tak menyenangkan karena membawa foto perempuan yang tewas dalam demonstrasi. Eli akhirnya menyimpan foto itu di tas.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
Menurut mereka, atmosfer ketegangan sangat terasa di dalam stadion. Mereka merasa dimata-matai oleh agen dari sayap elite angkatan bersenjata Iran, Garda Revolusi Iran (IRGC).
"Saya merasa dikelilingi agen IRGC. Semua orang memantau kami," katanya.
Amarah pendukung timnas kian membara ketika Iran kalah pada Selasa, membuat negara mereka benar-benar terdepak dari Piala Dunia.
Baca Juga:
Tak Jera Dihajar Iran, Israel Kembali Umbar Nyali Ingin Habisi Khamenei
Tak lama setelah pertandingan usai, cekcok pecah antara demonstran Iran yang mengacungkan potret mantan pesepak bola pendukung gerakan protes, Ali Karimi, dengan jurnalis dari media pemerintah.
Keributan sempat terjadi ketika jurnalis itu hendak merekam para demonstran. Namun, petugas keamanan kemudian memisahkan mereka.
Laga Iran di Piala Dunia memang dibayangi konflik di kampung halaman mereka. Selama beberapa bulan terakhir, warga turun ke jalan, memprotes kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang tewas di tahanan.