WahanaNews.co | Dua tim yang selama ini dikenal sebagai pengusung
sepakbola indah, Brasil dan Spanyol,
akan memperebutkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (7/8/2021).
Brasil dan Spanyol
sama-sama melangkah ke final usai menjalani duel melelahkan di babak
sebelumnya.
Baca Juga:
Peselancar Dunia Berlaga di Pantai Plengkung, Alas Puro Banyuwangi
Brasil dan Spanyol harus
bermain sampai 120 menit untuk bisa menjejakkan kaki mereka di partai puncak.
Brasil, yang tampil ofensif, harus bertarung hingga adu penalti melawan Meksiko
setelah bermain imbang tanpa gol selama 120 menit.
Dalam drama tendangan
dari titik 12 pas, Brasil keluar sebagai pemenang dengan skor 4-1.
Baca Juga:
Tampil Percaya Diri, Greysia/Apriyani Menang
Di tempat lain, Spanyol
yang juga memegang penuh kendali permainan bisa dibendung oleh tuan rumah
Jepang selama 90 menit.
Langkah Spanyol baru
bisa dipastikan saat Marco Asensio membobol gawang Jepang hanya lima menit
jelang akhir babak kedua perpanjangan waktu.
Keberhasilan Brasil dan
Spanyol lolos ke final turut menciptakan final ideal di cabang olahraga sepakbola
Olimpiade Tokyo 2020.
Dua negara dari benua
yang begitu menonjol dalam hal sepakbola ini akan bertemu di partai perebutan medali emas.
Bentrok Brasil vs
Spanyol menjadi pertemuan dua tim yang identik dengan seni sepakbola di
lapangan.
Brasil dengan Jogo
Bonito dan Spanyol dengan permainan Tiki-Taka mereka.
Dua gaya sepakbola ini
memiliki kemiripan,
yakni sama-sama bermain menyerang untuk menang.
Tidak ada kamus bertahan
dalam dua gaya sepak bola ini.
Jogo
Bonito menuntut permainan indah yang diharapkan bisa
membantu terciptanya gol demi gol ke gawang lawan.
Sedangkan Tiki Taka bertumpu pada penguasaan bola untuk terus menekan
lawan sepanjang pertandingan.
Dua gaya sepakbola ini
memang tak sempurna diperlihatkan Brasil dan Spanyol.
Namun, ciri khas ini
tetap begitu kental terasa dalam permainan anak asuh Andre Jardine (Brasil) dan
Luis de la Fuente (Spanyol).
Jardine dan de la Fuente
didukung materi pemain yang memadai untuk bermain ofensif di setiap
pertandingan.
Brasil punya sosok
sekelas Dani Alves, Antony, Paulinho, hingga Richarlison.
Kualitas
DaniAlvesterbukti belum sepenuhnya memudar meski kini telah berusia
38.
Legenda Barcelona itu
mampu memanjakan para pemain di lini depan, tak terkecuali
Richarlisonyang berstatus top skor sementara dengan lima gol.
Sementara di kubu
Spanyol, para pemain alumnus Euro 2020,
seperti Pedri dan Mikel Oyarzabal,
dipadukan dengan pemain berkualitas macam Mikel Merino dan Marco Asensio.
Pedrimampu menjadi
nyawa permainan,
meski performanya tak sebaik saat tampil di Euro
2020.
Peran Oyarzabaldan
MikelMerino juga tidak kalah penting dalam menjaga gaya Tiki-Taka Spanyol di Olimpiade Tokyo 2020.
Sampai di final
Olimpiade Tokyo 2020 juga berarti langkah Brasil mempertahankan tradisi emas
dari cabor sepakbola kian dekat.
Saat bermain sebagai
tuan rumah, tepatnya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016,
Brasil mampu keluar sebagai pemenang.
Brasil memastikan medali
emas pertama mereka dari sepakbola lewat kemenangan dalam drama adu penalti
atas Jerman.
Bermain imbang 1-1
hingga perpanjangan waktu, Brasil memastikan medali emas usai menang 5-4 dalam
drama adu penalti.
Brasil juara di
Olimpiade Rio de Janeiro 2016
dengan skuad yang lebih mentereng.
Skuad Brasil kala itu
diperkuat Neymar, Marquinhos,
Gabriel Jesus, Gabriel Barbosa, hingga Luan.
Oleh karena itu,
kemenangan atas Spanyol, jika bisa diwujudkan, akan lebih terasa manis buat Brasil.
Selain datang dengan
skuad yang tidak sebaik Olimpiade Rio de Janeiro 2016,
Brasil juga bisa juara meski tidak bermain di hadapan publik sendiri.
Langkah Brasil ke partai
puncak pun terbilang meyakinkan.
Brasil meraih empat
kemenangan dan hanya sekali imbang untuk sampai ke pertandingan perebutan
medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Rapor Brasil lebih baik
ketimbang Spanyol yang lambat panas dalam pesta olahraga dunia empat tahunan
ini.
Spanyol ditahan imbang
Mesir di laga perdana fase grup,
meski akhirnya bisa lolos sebagai juara grup.
Spanyol mencatatkan dua
hasil imbang dan tiga kemenangan untuk meladeni Brasil di final.
Namun demikian, misi
Brasil mengulangi prestasi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tidak akan mudah diwujudkan.
Spanyol juga memburu
medali emas sekaligus mengakhiri penantian selama hampir 30 tahun.
Spanyol pernah mengukir
prestasi sebagai yang terbaik di cabor sepakbola Olimpiade.
Torehan itu dibuat saat
Spanyol berstatus sebagai tuan rumah di Olimpiade Barcelona 1992.
Spanyol yang kala itu
diperkuat Pep Guardiola dan Luis
Enrique mengalahkan Polandia 3-2 di partai final yang berlangsung di Camp Nou.
Prestasi emas ini yang
akan coba diulangi oleh anak asuh Luis de la Fuente di Stadion Internasional
Yokohama, akhir pekan nanti.
Spanyol dan Brasil
sama-sama pernah satu kali juara Olimpiade, itu pun masing-masing saat
berstatus tuan rumah.
Kini,kedua tim
bakal memburu emas kedua dalam sejarah sekaligus pembuktian mereka juga mampu
merebut emas di luar kandang. [dhn]