"Saya teringat semua usaha saya
sebelum Olimpiade, cedera saya. Itu seperti film. Saya juga teringat ayah yang
meninggal pada 2015 sebelum Kejuaraan Dunia Junior di mana saya memenangkan
tiga medali emas," ujar Sara.
"Jadi, saya mendedikasikan
pencapaian ini untuknya, atas bantuan dan dorongan beliau. Saya berutang banyak
padanya," kata Sara, menambahkan.
Baca Juga:
Drama Olimpiade: Angela Carini Tumbang dalam 46 Detik, Imane Khelif Terjerat Kontroversi Gender
Di Olimpiade Rio de Janeiro, Sara
adalah simbol wanita kuat.
Betapa tidak, dengan tubuh mungil yang
hanya 155 cm, dia bisa mengangkat beban hingga 255 kg.
Kekuatan itu juga yang menunjukkan
keteguhannya pada agama Islam, dengan tetap mengenakan kerudung saat melakoni
pertandingan resmi di Olimpiade.
Baca Juga:
Menpora Harap Ajang Festival Senam 2024 Mampu Lahirkan Atlet Berprestasi Olimpiade
Sara bisa mengenakan hijab dan pakaian
yang serba tertutup saat bertanding setelah Federasi Angkat Besi Internasional
mengubah peraturan tersebut pada 2011.
Sebelum peraturan itu diubah, sangat
sedikit wanita di Arab menggeluti olahraga angkat besi karena masalah
pakaiannya yang hanya menggunakan singlet dianggap tidak sopan.
"Saya berharap ini akan mendorong
gadis-gadis lain berolahraga. Generasi baru angkat besi bisa lahir, sebuah awal
yang baru," kata Sara.