Hanya saja, Erwin tidak mengetahui siapa pihak yang menelepon.
Dari sidang hanya diketahui bahwa yang menghubungi bisa berbahasa Indonesia, berlogat Melayu, dan menggunakan kontak tersembunyi sehingga tidak diketahui nomornya.
Baca Juga:
Satgas Antimafia Bola Polri Kembali Tetapkan 2 Tersangka Pengaturan Skor di Liga 2
"Siapa yang menghubungi, sampai sekarang belum bisa kita umumkan. Eka menyatakan dihubungi mister X by private number. Dia tidak tahu nomornya, dan menawarkan apakah bisa mengatur hasil lawan Rans, kalah 0-2 di babak pertama," ucap Erwin.
Tak hanya untuk pertandingan melawan Rans Cilegon, Eka juga diminta untuk kalah 0-2 pada babak pertama saat melawan Persekat Tegal.
Untuk memuluskan tawaran tersebut, Eka mengajak rekan-rekannya yang dianggap bisa bersekongkol.
Baca Juga:
Granit Xhaka Diduga Terjerat Kasus Judi dengan Mafia “Match Fixing”
"Saudara Eka mengajak beberapa temannya. Ada lima anggota klub Perserang yang mengetahui rencana ini. Awalnya dari saudara Eka. Eka yang menerima telepon dan mengajak temannya. Sehingga ada lima orang yang tahu," ucap Erwin.
"Kelima pemain Perserang ini ada yang menerima secara aktif maupun pasif ajakan Dwi. Saya katakan aktif, karena ada yang menanggapi dan mengajak yang lain. Yang pasif, tahu tapi tidak mengajak yang lain, tapi juga tidak melapor," ucap Erwin.
Komdis PSSI memutuskan, lima pemain Perserang yang telah dipecat adalah Eka, Fandi Edi, Ivan Juliandi, Ade Ivan, dan Aray Suhendri, dengan sanksi beragam.