Berikutnya, ketika menghadapi Yaman, bermain lebih berani. Kali ini tak lagi se-pragmatis Gli Azzurri, tetapi lebih terbuka seperti gaya main Inggris yang kick and rush.
Begitu menghadapi Afghanistan dengan status sudah pasti lolos ke fase gugur, rotasi dilakukan Nova. Pola permainan yang dibuat juga makin berani. Sangat ofensif.
Baca Juga:
Kalah Telak, Tapi Berprestasi: Perjalanan Heroik Timnas U-17 di Piala Asia 2025
Lantas, pendekatan seperti apa yang akan dipakai Nova saat melawan Korea Utara? Putra mantan pelatih Timnas Indonesia B, Sartono Anwar, ini mungkin akan kembali pragmatis.
Sepak bola pragmatis memang cukup identik dengan Nova. Kelolosan Indonesia U-17 dalam Kualifikasi Piala Asia U-17 bisa menjadi tolok ukur ideologi Nova.
Dan, pragmatisme memang sebuah pilihan logis dan realistis untuk sepak bola Indonesia saat ini. Namun, pragmatis saja tentu tidak cukup. Dibutuhkan perjuangan keras.
Baca Juga:
Bintang Muda dari Depok: Fakta Unik Aldyansyah Taher, Penentu Kemenangan Timnas U-17
Perjuangan keras itulah yang diharapkan dibuat anak-anak Timnas Indonesia U-17. Dengan daya juang hebat, warisan besar lolos ke semifinal niscaya tercipta.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.