Pada Pilkada 2012, pasangan PDIP Joko Widodo–Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berhasil mengalahkan Fauzi Bowo. Jokowi hanya memimpin Jakarta selama dua tahun sebelum maju sebagai calon presiden, dan posisi gubernur kemudian dilanjutkan oleh Ahok. Di sinilah muncul kritik terhadap Jokowi, karena dinilai tidak menuntaskan masa jabatan lima tahun sebagai Gubernur Jakarta.
Lima tahun kemudian, pada Pilkada 2017, PDIP kembali mengusung Ahok berpasangan dengan Djarot Saifulloh Hidayat. Namun, pasangan ini dikalahkan oleh Anies Baswedan yang berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022. Pada periode tersebut, Fauzi Bowo sudah tidak aktif di politik karena masih menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Jerman sejak 2013 hingga 2018.
Baca Juga:
Kunjungi Mapolres Sibolga, Kapolda Sumut Tekankan Sinergitas Lintas Sektor
Dinamika semakin menarik pada Pilkada Jakarta 2024. Baik Anies Baswedan maupun Fauzi Bowo secara terbuka memberikan dukungan kepada pasangan Pramono Anung Wibowo–Rano Karno. Dukungan ini diperkuat pula oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang merupakan kader PDIP sekaligus mantan gubernur penganti Jokowi. Hasilnya, pasangan Pramono–Rano menang dalam satu putaran.
Dengan dukungan para gubernur hasil Pilkada langsung, yakni Fauzi Bowo dan Anies Baswedan, ditambah dukungan mantan Gubernur Ahok, pasangan Pramono–Rano memiliki modal politik besar untuk memimpin Jakarta. Sinergi dan kolaborasi lintas generasi kepemimpinan ini menunjukkan kesadaran bahwa pembangunan Jakarta tidak boleh berhenti hanya pada satu periode pemerintahan.
Sinergi tersebut menjadi modal kuat untuk membawa Jakarta menuju cita-citanya sebagai kota global yang maju, berdaya saing, dan sejahtera bagi seluruh warganya. Satu hal yang perlu saya tekankan, Gubernur Pramono Anung Wibowo memimpin Jakarta dengan hati yang tulus dan bersih. Sikapnya tenang, teliti, dan mendalam dalam menganalisis setiap persoalan. Pikiran yang jernih serta hati yang bersih menjadi dasar dalam pengambilan keputusannya.
Baca Juga:
Rismawati Masinton Pasaribu Dikukuhkan Menjadi Bunda PAUD dan Bunda Literasi Tapanuli Tengah
Dalam memimpin Jakarta, Gubernur Pramono tidak memandang adanya lawan politik, melainkan berlandaskan pada kepercayaan kepada para pembantunya (pejabat ASN dan pimpinan BUMD), serta siapa pun yang bekerja bersama, dengan keyakinan bahwa setiap orang pada dasarnya berniat baik. Semoga, di bawah kepemimpinan gubernur cerdas Pramono Anung Wibowo, Jakarta semakin mantap menuju kota modern berstandar dunia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]