Kendati demikian, Daryono mengatakan bahwa gempa swarm umumnya tidak merusak, tapi jika sumbernya sangat dangkal maka akan berdampak meski magnitudo kecil. Selain itu, jika sering terjadi maka bangunan rumah dapat melemah.
Daryono menjelaskan gempa swarm dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi.
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Diprediksi Singkat, Petani Bisa Untung tapi Juga Terancam
Untuk zona Cianjur, ia mengatakan terdapat 12 kali gempa. Sebanyak enam gempa di antaranya dirasakan dengan magnitudo M2,0 hingga M2,9.
Lebih lanjut, Daryono mengatakan zona Sesar Garut Selatan telah memicu gempa di Kabupaten Garut hingga Kabupaten Bandung delapan kali dengan kisaran magnitudi M2,1 hingga M2,7 dan beberapa di antaranya dirasakan masyarakat setempat.
"Kalau masalah gempa salah satu solusinya adalah bangun rumah yang strukturnya kuat, semen jangan irit-irit, ikatan kolom dan balok harus kuat," pungkasnya.
Baca Juga:
Gempa 4,8 Magnitudo Terasa di Cianjur, BMKG Sebut Berpusat dari Garut
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.