WahanaNews.co, Jakarta - Perubahan iklim global disebut bertanggung jawab atas hujan lebat dan tanah longsor yang mengakibatkan meninggalnya 108 orang di wilayah perkebunan teh negara bagian Kerala, India, belum lama ini.
Melansir CNN Indonesia, Jumat (2/8/2024) selain korban tewas, sebanyak 128 orang lainnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca Juga:
Barang Bukti Rp221 Miliar, Bareskrim Polri Ungkap TPPU Narkotika
Daerah Wayanad di Kerala terkenal dengan perkebunan teh yang melintasi desa dan perbukitan. Sebagian besar warga di daerah tersebut bekerja sebagai petani teh.
Longsor yang disebabkan hujan monsun selama beberapa hari terakhir mengakibatkan dua tanah longsor berturut-turut, saat warga masih tidur.
India, yang terkenal dengan geografi yang beragam dan bentang alam yang dramatis, tidak asing dengan bencana alam, namun kejadian terbaru ini telah memicu perdebatan tentang peran perubahan iklim dalam memperburuk tingkat keparahan dan frekuensi kejadian tersebut.
Baca Juga:
Hasil Olah TKP: Tim Labfor Poldasu Temukan Beberapa Fakta Kebakaran yang Menggemparkan di Tanah Karo
Para ilmuwan mengatakan bahwa gabungan kerusakan akibat perubahan iklim, penambangan berlebihan, dan hilangnya tutupan lahan hijau mungkin telah menyebabkan tanah longsor di Wayanad.
Mengutip dari Hindustan Time, berdasarkan peta tanah longsor yang dirilis Pusat Inderaja Nasonal Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada 2023, 10 dari 30 distrik paling rawan longsor di India terletak di Kerala. Dan, Wayanad berada di peringkat ke-13.
Direktur Pusat Penelitian Radar Atmosfer Lanjutan di Universitas Sains dan Teknologi Cochin (CUSAT), S Abhilash menemukan bahwa pemanasan Laut Arab sebagai salah satu penyebab pola hujan yang sangat lebat dan tidak dapat diprediksi di negara bagian Kerala.
"Penelitian kami menemukan bahwa Laut Arab bagian tenggara menjadi lebih hangat, menyebabkan atmosfer di atas wilayah ini, termasuk Kerala, menjadi tidak stabil secara termodinamika," katanya kepada kantor berita Press Trust India.
Abhilash mengatakan para ilmuwan telah memerhatikan tren pembentukan sistem awan dalam akibat pemanasan laut Arab, yang menyebabkan hujan lebat dalam jangka waktu yang lebih singkat, sehingga meningkatkan risiko tanah longsor.
Ia mengatakan pola curah hujan tersebut sudah terlihat sejak banjir Kerala tahun 2019 lalu.
Penelitian Abhilash dkk yang diterbitkan dalam jurnal Climate and Atmospheric Science pada 2022 itu menemukan bahwa curah hujan di pantai barat India menjadi lebih konvektif - hujan lebat dalam periode yang lebih singkat.
Hilangnya tutupan hijau
Abhilash mengatakan sebuah studi pada 2021 mengenai titik api tanah longsor di India mengungkapkan bahwa 59 persen dari total tanah longsor di Kerala terjadi di kawasan perkebunan.
Pada 2022, sebuah studi mengenai berkurangnya tutupan hutan di Wayanad menunjukkan 62 persen hutan di kabupaten tersebut hilang antara tahun 1950 dan 2018, sementara tutupan perkebunan meningkat sekitar 1.800 persen.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional Environmental Research and Public Health itu menyebutkan sekitar 85 persen total wilayah Wayanad berada di bawah tutupan hutan hingga tahun 1950an.
Kompensasi dari pendanaan iklim PBB
Mengutip dari The Hindu, ekologis S Faizi menilai Kerala bisa mengklaim kompensisasi dari pendanaan iklim PBB terhadap warga yang terdampak longsor masif di Wayanad karena pengaruh perubahan iklim.
"Ini jelas sekali karena perubahan iklim yang berakibat cuaca ekstrem," kata Faizi.
Dia mengatakan dalam pertemuan KTT Iklim di Mesir pada 2022 lalu telah disepakati untuk membuat pendanaan (Loss and Damage Fund) yang akan membantu negara berkembang dan negara berkembang untuk mencoba puluh dari bencana alam akibat perubahan iklim.
Faizi mengatakan isu inti dalam peristiwa apa pun, seperti yang terjadi di Wayanad, adalah tentang dampak dari perubahan iklim seperti yang diperkirakan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.
Isu-isu lainnya bersifat sekunder meskipun penting dalam proses terjadinya bencana.
[Redaktur: Alpredo Gultom]