"Ini adalah proyeknya yang paling ambisius, yang telah memberinya reputasi internasional dan banyak pengikut serta murid sastra," kata akademi tentang buku itu.
Lahir dari keluarga sederhana pedagang grosir dari Normandia di Prancis utara, Ernaux menulis tentang pertentangan kelas dan bagaimana dia berjuang untuk mengadopsi norma dan kebiasaan borjuis Prancis sambil tetap setia pada latar belakang kelas pekerjanya.
Baca Juga:
Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023
Sebuah karya adaptasi dari novel Ernaux, Happening, tentang pengalamannya melakukan aborsi ketika itu masih ilegal di Prancis pada 1960-an, memenangkan Golden Lion di Festival Film Venesia (Venice Festival Film) pada 2021.
Akademi mengatakan "narasinya yang terkendali secara klinis" tentang aborsi ilegal dari narator berusia 23 tahun dalam buku itu tetap menjadi mahakarya di antara karya-karyanya.
"Ini adalah teks yang sangat jujur, di mana dalam tanda kurung dia menambahkan refleksi dengan suara yang sangat jelas, menyapa dirinya sendiri dan pembaca dalam satu aliran yang sama," kata Akademi.
Baca Juga:
Annie Ernaux Raih Nobel Sastra 2022
Mantan Menteri Kebudayaan Prancis Roselyne Bachelot menulis di Twitter bahwa Ernaux adalah "seorang penulis yang telah menempatkan mode autobiografi dengan cara analitis yang dingin di jantung kariernya".
"Seseorang mungkin tidak setuju dengan pilihan politiknya tetapi seseorang harus memberi hormat pada karya yang kuat dan mengharukan," ucap dia.
Atas kemenangannya ini, Ernaux diganjar pula dengan hadiah bernilai 10 juta Krone Swedia (Rp13,8 miliar). Ernaux pun sejajar dengan para penulis legendaris Prancis yang pernah memenangkan Nobel Sastra, yakni Andre Gide, Albert Camus, dan Jean-Paul Sartre.