Meta mengatakan hal ini menunjukkan kurangnya bukti yang mendasari undang-undang tersebut dan menunjukkan bahwa ini adalah proses yang sudah ditentukan sebelumnya.
"Tugasnya sekarang adalah memastikan adanya konsultasi yang produktif tentang semua aturan yang terkait dengan RUU tersebut untuk memastikan hasil yang layak secara teknis yang tidak membebani orang tua dan remaja, serta komitmen bahwa peraturan tersebut akan diterapkan secara konsisten di semua aplikasi sosial yang digunakan remaja," tutur Meta dalam pernyataannya.
Baca Juga:
Gunawan 'Sadbor' Ditetapkan Tersangka Judi Online, Kampungnya Mendadak Sepi.
Juru bicara Meta juga menawarkan saran tentang bagaimana sistem verifikasi usia dapat beroperasi.
"Salah satu opsi sederhana adalah verifikasi usia di tingkat sistem operasi dan toko aplikasi yang mengurangi beban dan meminimalkan jumlah informasi sensitif yang dibagikan," kata mereka.
Snapchat
Baca Juga:
Berikut Tips Cara Jitu Menambah Jumlah Followers di TikTok
SnapChat juga memiliki perhatian yang sama dengan Meta terhadap undang-undang baru tersebut.
"Bersama dengan sejumlah akademisi dan pakar termasuk Komisaris Privasi dan Komisaris Hak Asasi Manusia, kami telah menyuarakan keprihatinan serius tentang undang-undang tersebut," kata juru bicara Snapchat.
“Meskipun ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana undang-undang ini akan diimplementasikan pada praktiknya, kami akan bekerja sama secara erat dengan pemerintah dan Komisioner eSafety selama periode implementasi 12 bulan untuk membantu mengembangkan pendekatan yang menyeimbangkan antara privasi, keamanan, dan kepraktisan," lanjut mereka.