WahanaNews.co | Pupuk merupakan penyedia unsur hara yang penting bagi tumbuh kembang tanaman. Namun, ternyata penggunaan pupuk kimia dapat memicu terjadinya pemanasan global.
Mengapa penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dapat memicu terjadinya pemanasan global? Berikut adalah penjelasannya!
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Pupuk kimia mulai diproduksi masa sekitar tahun 1900-an dan digunakan oleh banyak petani di seluruh dunia. Pupuk kimia menyediakan nitrogen dan unsur hara yang diperlukan tumbuhan, mengingat tumbuhan tidak dapat mengambil nitrogen langsung dari udara.
Meskipun memainkan peran penting dalam pertanian, penggunaan pupuk kimia dapat memicu terjadinya pemanasan global.
Pupuk kimia mengandung nitrogen yang dibutuhkan tumbuhan. Namun, tidak semua nitrogen tersebut diserap oleh tumbuhan.
Sebagian nitrogen dari pupuk dipecah oleh mikroorganisme ataupun mengalir bersama air. Nitrogen kemudian berikatan dengan oksigen dan membentuk gas dinitrogen oksida (N2O).
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Nitrogen dioksida adalah gas rumah kaca yang memicu terjadinya peningkatan suhu bumi.
Dilansir dari BBC, gas dinitrogen oksida (N2O) 300 kali lebih kuat dari karbon dioksida (CO2) dalam memanaskan atmosfer. Sehingga, peningkatan kadar dinitrogen oksida di atmosfer memicu terjadinya pemanasan global.
Para ilmuan memperkirakan bahwa peningkatan kadar N2O, sebagian besar disebabkan penggunalan pupuk kimia dalam pertanian.
Dilansir dari Berkeley News, hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan tajam N2O di atmosfer yang bertepatan dengan penggunaan pupuk kimia pada revolusi hijau sekitar tahun 1960-an.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk kimia berbasis nitrogen dapat meningkatkan kadar gas rumah dinitrogen oksida (N2O) di atmosfer dan memicu terjadinya pemanasan global.
Produksi pupuk kimia melepaskan gas karbon dioksida.
Penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dapat memicu terjadinya pemanasan global karena pembuatannya mengemisikan gas karbon dioksida (CO2).
Selain menggunakan nitrogen, pupuk kimia juga menggunakan senyawa amonia (NH3). Dilansir dari MIT Climate Portal, amonia dibuat pada tekanan tinggi di bawah suhu tinggi sehingga membutuhkan banyak energi dalam pembuatannya.
Energi tersebut didapat dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas. Pembakaran bahan bakar tersebut mengemisikan karbon dioksida (CO2).
Artinya, makin banyak pupuk kimia dibuat makin banyak juga karbon dioksida yang diemisikan. Adapun, karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. [qnt]