WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada 2 hingga 5 Maret 2025.
Prakirawan BMKG, Muhammad Alfaridzi, menjelaskan bahwa pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya bertiup dari arah utara ke timur dengan kecepatan berkisar 6-20 knot.
Baca Juga:
La Niña di Indonesia Sejak 2024, BMKG: Cuaca Berangsur Normal di Pertengahan 2025
Sementara itu, di bagian selatan, angin bergerak dari timur ke selatan dengan kecepatan antara 4-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi tercatat di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Pasifik utara Papua, serta Samudra Pasifik utara Papua Barat," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Minggu (2/3/2025).
Kondisi atmosfer ini berpotensi memicu gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di sejumlah wilayah, antara lain Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTT, Samudra Pasifik utara Papua Barat, Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Pasifik utara Papua, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, dan Laut Maluku.
Baca Juga:
Prakiraan Cuaca Hari Ini, Jakarta Hujan Mulai Siang
Sementara itu, gelombang yang lebih tinggi, yakni dalam rentang 2,5 hingga 4,0 meter, berpotensi terjadi di perairan Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai dan Samudra Hindia barat Kepulauan Nias.
"Gelombang tinggi di beberapa wilayah ini dapat membahayakan keselamatan pelayaran," tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, khususnya para nelayan yang menggunakan perahu kecil agar menghindari perairan dengan kecepatan angin di atas 15 knot dan gelombang lebih dari 1,25 meter.
Selain itu, kapal tongkang juga diminta memperhatikan risiko angin kencang di atas 16 knot dan gelombang yang melebihi 1,5 meter.
"Kami mengingatkan warga yang tinggal atau beraktivitas di pesisir, terutama di area yang berpotensi mengalami gelombang tinggi, agar meningkatkan kewaspadaan," tutupnya.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]