WahanaNews.co | Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa bulan Januari 2023 ini merupakan puncak hujan.
Tetapi diperkirakan akan terjadi musim kemarau berkepanjangan. Ini karena La Niña melemah sehingga suhu Indonesia memanas pada tahun ini.
Baca Juga:
Bukan Heatwave, BMKG Ungkap Pemicu Utama Naiknya Suhu Udara di Tanah Air
"La Niña masih ada, tapi melemah. Tahun ini menjadi netral. Cuaca akan kembali seperti 2019," kata Dwikorita, melansir Tempo.co, Minggu (15/1).
La Niña adalah fenomena dimana suhu permukaan laut di Pasifik menjadi dingin, meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia pada umumnya. Akhir tahun lalu juga menyebabkan hujan lebat di Indonesia yang menyebabkan banjir dimana-mana.
Dwikorita menjelaskan, wilayah Indonesia sebagai negara ekuator berupa kepulauan yang diapit dua benua besar dan dua samudra merupakan lintasan suhu dingin disertai angin dan awan sekaligus.
Baca Juga:
BMKG: Aceh Masuki Musim Kemarau, Masyarakat Diimbau Waspada Karhutla
Masalahnya, perubahan iklim global menyebabkan distorsi pada fenomena alam. Dahulu badai tropis belahan bumi selatan atau utara berbalik saat mendekati garis khatulistiwa, namun kini menjadi badai Seroja. Akibatnya, kondisi cuaca ekstrem terjadi di Indonesia.
Bila tahun ini La Niña melemah dan suhu naik, maka tahun ini Indonesia berpotensi menghadapi kemarau berkepanjangan. Ini berarti kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan akan terjadi dan harus segera diantisipasi. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.