Ia menambahkan bahwa saat ini tahun 2022, kondisi es di Puncak Jayawijaya tinggal 1 persen, dimana hanya tersisa 2 km persegi.
"Dan saat ini kondisinya tinggal 1 persen area es di Puncak Jaya, dari 200 km persegi sekarang tinggal 2 km persegi," ungkapnya.
Baca Juga:
Diterjang 24 Gempa, Inilah Daerah Rawan di Kalimantan Bulan Ini
Selain itu, Dwikorita menambahkan bahwa temperatur suhu yang terjadi di Jakarta mengalami peningkatan ekstrim.
Di mana dalam periode 100 tahun suhu udara di Jakarta telah meningkat 1 derajat celcius.
Padahal, dalam kesepakatan global telah disepakati bahwa kenaikan suhu 1 derajat celcius akan terjadi di tahun 2030 mendatang.
Baca Juga:
Bertemu Kepala BMKG, Wamen Diana Bahas Mitigasi Bencana Hidrometeorologi untuk Kelancaran Arus Nataru
Namun, di tahun 2016, telah terjadi peningkatan suhu sebesar 1,5 derajat celcius di Jakarta.
"Padahal kesepatakan global itu dibatasi 1, derajat celcius nanti di tahun 2030. Ini data di tahun 2016," kata Dwikorita.
"Jadi ini mendahuli tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5 (derajat celcius,red). Dan juga banjir Jakarta menunjukan data terakhir menunjukan frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir bersesuaian dengan intensitas curah hujan harian yang tinggi tahunan," jelasnya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.