WAHANANEWS.CO, Jakarta - Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode mudik Lebaran 2025.
BMKG memprediksi bahwa curah hujan masih tetap tinggi pada bulan Maret, khususnya di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, sehingga dapat mempengaruhi kelancaran perjalanan.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Mayoritas Wilayah Jakarta Akan Turun Hujan Selasa Siang
“Kami mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik untuk selalu memantau informasi cuaca terkini. Potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dapat berdampak pada kondisi jalan serta meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan longsor,” ujar Dwikorita, saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral yang digelar Polri, dalam rangka persiapan mudik Lebaran 2025, di Auditorium STIK, Jakarta Selatan, Senin (10/03/2025).
Menurut BMKG, periode 21-31 Maret atau dasarian ketiga menjadi fase yang paling perlu diwaspadai, terutama di Pulau Jawa, yang diprediksi mengalami curah hujan antara 200 hingga 300 mm dalam 10 hari.
Sementara itu, antara 20-28 Maret, hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 mm diperkirakan akan melanda wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara.
Baca Juga:
Prediksi BMKG: Cuaca 11 Maret Waspada Hujan Lebat Mengguyur Bekasi Hingga Bogor
Dwikorita juga menyoroti dampak cuaca ekstrem terhadap kondisi pesisir. Gelombang tinggi di Samudera Hindia diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2 meter pada Maret, meningkat hingga 2,5 meter pada April.
Selain itu, fenomena Supermoon menjelang Lebaran, tepatnya pada 29 Maret dapat memicu banjir rob dengan ketinggian mencapai 1 meter atau lebih di sejumlah wilayah pesisir, seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Kami juga meminta para pemudik yang menggunakan jalur laut agar lebih berhati-hati, terutama bagi kapal kecil dan nelayan. Pastikan selalu memperbarui informasi cuaca sebelum berangkat,” kata Dwikorita.
Untuk mengurangi dampak buruk cuaca ekstrem, BMKG akan terus memperbarui peringatan dini setiap sepekan sebelum kejadian dan meningkatkannya menjadi setiap tiga jam pada hari-hari kritis.
Dwikorita menuturkan pentingnya langkah antisipasi, termasuk kesiapan infrastruktur dan jalur evakuasi di kawasan rawan bencana.
“Jalur-jalur rawan longsor seperti Cipularang, Puncak, dan lereng-lereng pegunungan lainnya harus mendapat perhatian lebih. Kami berharap pihak terkait segera melakukan langkah mitigasi sebelum arus mudik meningkat,” tambahnya.
Dengan koordinasi lintas sektoral yang kuat, BMKG optimistis bahwa mudik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG guna mengantisipasi segala kemungkinan.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]