WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) minta warga agar mewaspadai kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) kategori ekstrem panjang yang kian meluas di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dampak bencana kekeringan perlu diwaspadai masyarakat di daerah dengan HTH ekstrem panjang karena tidak memiliki curah hujan lebih dari 61 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, dilansir dari Antara, Rabu (21/9).
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan HTH Dasarian II September 2022 di NTT.
Ia menjelaskan HTH ekstrem panjang semakin meluas mencakup sejumlah daerah di NTT antara lain Kabupaten Sumba sekitar Melolo, Wanga, Kwangu, Kananggar, Tawui, Rambangaru, Praiwitu, dan Kamanggih, Kabupaten Sabu Raijua sekitar Stamet Tardamu Sabu dan Daieko, Kabupaten Rote Ndao sekitar Olafuliha'a, Feapopi, dan Busalangga.
Selain itu Kota Kupang sekitar Fatubena dan Manulai II, Kabupaten Kupang sekitar Baumata, Oenesu, dan Oemofa, Kabupaten Timor Tengah Selatan sekitar Panite, Boentuka, dan Oebelo, Kabupaten Timor Tengah Utara sekitar Oenenu, Mamsena, Insana, dan Sapa'an, Kabupaten Flores Timur sekitar Boru, serta Kabupaten Belu sekitar Fatubenao, Wedomu, dan Haekesak.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Adji mengatakan, kondisi HTH ekstrem panjang dapat mengakibatkan bencana kekeringan meteorologis sehingga masyarakat di wilayah-wilayah yang terdampak agar meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat, kata dia, harus menghemat penggunaan air bersih agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau berlangsung.
Adji menyarankan agar para petani agar menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air agar berpeluang memberikan hasil untuk dipanen di musim kemarau.