Menurutnya, BRIN tidak membangun infrastruktur baru, melainkan memberikan akses ke fasilitas yang sudah ada, dengan skema hibah riset berbasis kompetisi.
"Berbeda dengan program afirmasi yang ada di Kemendikti Saintek, di BRIN semua program riset bersifat kompetisi murni," kata Handoko.
Baca Juga:
Bupati Tapteng Hadiri Soft Opening Fansuri Arboretum Taman Edukasi Rempah Pertemuan Budaya
Hal ini, menurutnya, untuk memastikan bahwa talenta terbaik memiliki kesempatan berkarya dan tidak ada alasan untuk tidak kembali ke Indonesia karena kurangnya peluang riset.
Penilaian Riset Berstandar Global
Handoko menambahkan bahwa hibah riset di BRIN didasarkan pada penilaian proposal dan rekam jejak riset, termasuk publikasi bereputasi internasional.
Baca Juga:
Terima Audiensi BRIN, Masinton: Dunia Mengenal Nusantara dari Tapanuli Tengah
"Penilaian dilakukan oleh pihak ketiga yang merupakan bagian dari komunitas ilmiah global, sehingga kami tidak melakukan penilaian sendiri," tegasnya.
Ia menekankan bahwa publikasi internasional bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan alat ukur dan kontrol kualitas untuk memastikan riset yang dilakukan memenuhi standar komunitas ilmiah global.
Fleksibilitas Bagi Alumni Beasiswa LPDP