Abdul tak dapat memastikan berapa lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk waspada terhadap gempa susulan. Sebab, stabilisasi dari energi gempa tak dapat dipastikan kapan akan kembali naik.
Dia juga menyinggung gempa Lombok pada 2018 yang terjadi sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 2 bulan.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Gelar Rapat Terbatas dari Amerika Serikat, Terkait Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur
"Kita tidak bisa menebak dengan tepat sampai kapan stabilisasi dari energi gempa ini berjalan. Karena ada beberapa kejadian juga setelah stabilisasi energi dia turun, tiba-tiba dia ada gempa besar lagi," jelasnya.
Tak hanya itu, Abdul juga mengimbau agar masyarakat tak terpancing isu atau informasi yang tidak bersumber pada instansi resmi.
Abdul menjelaskan masyarakat dapat mengakses informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui sms maupun WhatsApp.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
Diberitakan, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) siang hari ini. Setidaknya, 25 gempa susulan yang terjadi. Adapun guncangan paling parah terasa di Cianjur dengan durasi 10-15 detik.
Gempa ini juga menelan korban. Setidaknya 56 warga meninggal dunia dan 700-an orang mengalami luka-luka. Selain itu, tak sedikit pula bangunan yang rusak akibat gempa ini.
BMKG juga telah meminta masyarakat waspadai banjir bandang dan longsor yang berpotensi terjadi jika hujan setelah gempa. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.