"Pemilik kendaraan bisa mengontrol, mengendalikan pengisian di stasiun pengisian di SPKLU dengan download, semua ada di tangan," jelas Darmawan.
Melalui aplikasi ini, pemilik kendaraan listrik hanya perlu mencari keberadaan SPKLU.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Ketika tiba di lokasi, konsumen melakukan scan pada mesin dengan aplikasi agar terkoneksi dengan server PLN untuk mengendalikan SPKLU tersebut.
Selanjutnya, pemilik kendaraan listrik memilih berapa daya yang akan diisi, misalnya 2 kWh, 10 kWh, 15 kWh, atau 20 kWh, sesuai kebutuhan. Kemudian, konsumen memasukkan steker kabel ke mobil/motor listrik mereka, untuk memulai proses charging.
Lalu, konsumen kembali memindai dengan ponsel untuk mengakhiri proses pengisian.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Terakhir, konsumen mencabut kabel pengisian daya.
Terkait biaya pengisian daya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan bahwa penggunaan motor listrik hanya memakan biaya 50 persen dari biaya bensin motor konvensional.
"Kalau pakai motor BBM bisa habis Rp 12-24 ribu sehari untuk jarak 30 km hingga 60 km, kalau motor listrik hanya Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu untuk 30 km dan Rp 12 ribu sampai Rp 14 ribu untuk 60 km," papar Arifin.