WahanaNews.co, Jakarta - Semua pesawat jet komersial harus dilengkapi dengan pilot response atau perangkat deteksi yang dapat memantau kondisi awak pesawat dalam keadaan waspada, menyusul insiden pilot Batik Air yang tertidur pada penerbangan Kendari-Jakarta.
"Crew alertness monitor (CAM) bisa menjadi solusi mencegah pilot bablas ketiduran," kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman dalam akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya @GerryS.
Baca Juga:
Berikut 5 Tips Bagi Kamu yang Takut Terbang
Gerry mengungkapkan ada sebuah sistem yang bisa dipasang di pesawat untuk mencegah pilot atau kopilot ketiduran.
"Di Boeing 777 ada pilot response challenge atau CAM," kata Gerry yang juga berprofesi sebagai pilot.
Dia mengungkapkan, melalui CAM, pesawat memonitor switch action di panel autopilot, pengendali display kokpit, engine indication & crew alerting system, panel input flight management computer, hingga pengaktifan top of descent (TOD).
Baca Juga:
Dear Traveler! Ini Tips dari Pilot Bagi Kamu yang Takut Terbang
"Kalau tidak ada aktivitas di switches tersebut setelah beberapa menit, pesawat akan mengeluarkan EICAS (engine indication and crew alerting system) caution, pilot response," sebutnya.
Untuk mematikan caution, salah satu switches tersebut harus ditekan atau diputar. Jika tidak ada respons, akan keluar warning di EICAS display.
"Enaknya, CAM ini bisa dipasang sesuai keinginan airline," kata Gerry.
Sayangnya, sistem ini belum belum menjadi opsi di semua tipe pesawat komersial, dan hanya ada di pesawat widebody/long haul.
"Seingat saya yang sudah pernah dipasang di Boeing 747-400, Boeing 767-300ER, dan Boeing 777," kata Gerry, melansir Berita Satu.
Dengan makin banyaknya overnight operations pada penerbangan jarak pendek dan menengah menggunakan pesawat berbadan lebar (narrow body), dia mendorong crew alertness monitor ini menjadi opsi di semua tipe pesawat komersial, atau bahkan menjadi mandatory (kewajiban).
"Kalau tidak pasang CAM, sebaiknya kalau mau tidur (bergiliran), pilotnya pasang alarm di handphone, biar kalau pada bablas ketiduran, tidak sampai terlalu lama hingga bahan bakar terlalu tipis," kata Gerry.
Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan Batik Air rute Kendari-Jakarta sempat melenceng arah pada 25 Januari 2024 karena pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit.
Kopilot bertugas sebagai pilot yang menerbangkan pesawat (pilot flying/PF), sementara kapten pilot bertugas sebagai pilot monitor (pilot monitoring/PM). Sekitar 30 menit setelah lepas landas, kapten pilot meminta izin kepada kopilot untuk beristirahat sejenak.
Pemandu lalu lintas udara tidak mendapatkan respons dari kopilot, dan pada saat itu kapten pilot menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur yang benar dan menemukan kopilot tertidur.
Meski demikian, pesawat berhasil kembali ke jalur penerbangan dan mendarat dengan selamat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]