Menurutnya, penelitian retakan gempa sesar aktif di Cianjur tidak mudah. Alasannya karena sesar aktifnya belum diketahui sebelumnya. Kemudian data retakan permukaan sangat minim karena gempanya kecil. Dari retakan gempa yang diidentifikasi di lapangan itu juga, kata Danny, harus dilanjutkan dengan survei geofisika di bawah permukaan, juga uji puritan dan beberapa metode lain.
Dari data kegempaan, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, pola arah tenggara dan barat daya yang lebih condong menjadi retakan dari Gempa Cianjur.
Baca Juga:
136 Sekolah yang Rusak Akibat Gempa Cianjur Sudah Diperbaiki
Sementara dari hasil survei lapangan dan foto udara, kebanyakan kerusakan yang parah bukan di arah selatan-tenggara dari pusat gempa atau episenter melainkan di arah barat laut-utara episenter. “Kalau mau mencari rumah yang roboh total banyak sekali itu di sebelah utara atau barat laut episenter,” katanya.
Sebelumnya lewat konferensi pers secara daring, Kamis, 9 Desember 2022, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan hasil survei dan dokumentasi pantauan udara tentang jalur patahan atau sesar yang menyebabkan Gempa Cianjur. Penemuan atau penetapan zona patahan itu sangat vital dalam mendukung pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak.
Penetapan zona arah patahan itu berdasarkan mekanisme gempa dan susulannya. Kemudian sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor karena gempa, kelurusan morfologi, dan pelamparan kemenerusan retakan permukaan tanah atau surface rupture. Zona patahan itu memanjang dengan arah sekitar barat laut-tenggara. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.