WahanaNews.co | Gempa Garut dengan kekuatan M 6,4 pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB terasa di sejumlah wilayah lain, termasuk Cianjur, Jawa Barat.
Akan tetapi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gempa Garut tidak berhubungan dengan gempa Cianjur.
Baca Juga:
La Niña di Indonesia Sejak 2024, BMKG: Cuaca Berangsur Normal di Pertengahan 2025
"Gempa Garut tidak ada kaitan dengan Gempa Cianjur, karena beda sumber," jelas Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu (3/12/2022).
Beredar isu bahwa gempa Garut bersumber dari Sesar Garsela yang belakangan dikonfirmasi tidak tepat atau hoaks.
"Gempa Garut akibat deformasi dalam slab Lempemg Indo-Australia yang menunjam ke bawah Jabar di kedalaman 109 km," tulis Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG.
Baca Juga:
Prakiraan Cuaca Hari Ini, Jakarta Hujan Mulai Siang
Gempa tersebut, kata Daryono, disebut dengan Intraslab Earthquake. Gempa jenis ini memiliki karakter mampu memancarkan energi rilis yang lebih besar daripada gempa sekelasnya dari sumber lain.
Senada, melansir dari laman Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gempa Garut disebabkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi yang disebut sebagai gempa bumi intraslab.
Lalu, apa itu Sesar Garsela?
Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan merupakan satu dari beberapa sesar aktif di Jawa Barat bagian selatan.
Melansir dari Kompas.com, sesar ini memiliki struktur memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 42 km.
Terdapat dua segmen sesar Garsela, yaitu segmen Rakutai (utara) sepanjang 19 km dan segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km. Baik segmen Rakutai dan segmen Kencana di sesar Garsela ini disebut memiliki aktifitas yang sama aktifnya.
Aktivitas gempa yang terjadi di zona sesar Garsela dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip). Di klaster gempa-gempa di Garut selatan, tampak pola zona sesar Garsela berarah barat daya–timur laut.
Sesar Garsela disebut sebagai sesar aktif karena sejak 2008, BMKG mencatat adanya kluster aktivitas kegempaan atau seismisitas di zona sesar ini.
Menurut penjelasan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sesar Garsela adalah salah satu struktur sesar yang paling aktif di Jawa Barat.
Namun hingga saat ini, para ahli belum mengetahui laju pergeseran sesar dan magnitudo tertarget yang dapat dilepaskan oleh sesar Garsela.
Untuk itu, sesar Garsela menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapnya.
Deretan gempa yang pernah terjadi di Sesar Garsela
Meski aktif, tak pernah ada gempa bumi berkekuatan lebih dari M 5,0 di Sesar Garsela.
Rata-rata gempa di zona ini berkekuatan kecil, namun karena sangat dangkal membuat guncangan tersebut dapat dirasakan kuat oleh masyarakat.
Hal ini membuat masyarakat di sekitar sesar Garsela tetap harus waspada karena pusat gempa sangat dangkal tetap dapat menimbulkan kerusakan.
Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5,0 di zona sesar Garsela yang pernah menimbulkan kerusakan.
Salah satu gempa yang merusak yang berpusat di sesar Garsela terjadi pada tanggal 18 Juli 2017 dengan kekuatan M 3,7 yang menimbulkan kerusakan di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
Sejak tahun 2020 hingga 2022, terdapat beberapa kejadian gempa bumi yang bersumber dari aktivitas sesar Garsela.
Pada tanggal 1 November 2020 pukul 21.34 WIB gempa bumi mengguncang Bandung dan Garut dengan Magnitudo 4,0 yang disebabkan oleh aktivitas sesar Garsela.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Desember 2021 (M 3,7), 4 Desember 2021 (M 2,9) dan 7 Desember 2021 (M 2,8) terjadi rangkaian gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas sesar Garsela.
Kemudian pada awal tahun 2022 juga tercatat sudah ada beberapa gempa yang bersumber dari aktivitas sesar Garsela yaitu pada tanggal 19 April 2022 pukul 19.29 WIB dengan Magnitudo 3,4.
Lalu, pada 28 April 2022 pukul 22.04 WIB terjadi gempa bumi berkekuatan M 2,3. [rna]